GOWA, NARASIBARU.com – Salah seorang personel Kepolisian di jajaran Polres Gowa, Bripka Suherman mengajak warga menanam rumput vetiver di sekitar pemukiman warga di Lingkungan Mappadang, Kelurahan Tamaona, Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (27/1).
Penanaman rumput vetiver tersebut untuk mengantisipasi terjadinya tanah longsor di wilayah binaannya, lantaran terlihat tanah tersebut kemiringan rata-rata 65 derajat.
Pasalnya, akar vetiver yang sangat dalam dan masif mengikat tanah dan pada aat yang sama membuatnya sangat sulit untuk dihanyutkan oleh arus yang sangat deras.
Dilokasi penanaman rumput tersebut, Bripka Suherman melakukan uji coba kekuatan Akar tanaman Vetiver bersama warga dengan cara mencoba mencabut tanaman ini beramai-ramai namun aksinya gagal mengangkat rumput vetiver itu.
“Ini membuktikan tanaman Vetiver sangat kuat dan cocok dijadikan sebagai penahan erosi,” kata Bripka Suherman.
“Akarnya yang terstruktur baik dan masif dapat tumbuh dengan sangat cepat. Panjangnya dapat mencapai 3-4m di tahun pertama, akar yang dalam ini membuat Vetiver sangat cocok untuk ditanam sebagai penahan erosi/tanah longsor,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala Lingkungan Mappadang Musa Pile (37) yang turut serta melakukan penanaman mengatakan, baru pertama kali tanaman Vetiver dijadikan tanaman penahan erosi di Kecamatan Tombolopao, khususnya di Kelurahan Tamaona.
“Saya berharap penanaman Vetiver ini dapat dilakukan di wilayah lain yang rawan Longsor sebagaimana kami lakukan bersama Bhabinkamtibmas Polsek Tombolopao Bripka Suherman,” kata Mile.
Sekedar diketahui, Rumput vetiver merupakan sejenis rumput-rumputan berukuran besar dan memiliki banyak keistimewaan. Tanaman ini di Indonesia dikenal dengan nama akar wangi (Vetiveria zizanioides) atau usar (Vetiver nigritana), dapat tumbuh diberbagai bentuk kondisi tanah areal perbukitan, dataran rendah, daerah rawa dan bahkan pada areal bekas tambang. Selanjutnya tanaman ini tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 1,5 hingga 2,5 meter serta dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan rendah maupun daerah yang curah hujan cukup tinggi.
Rumput ini dikenal dengan beragam nama di Indonesia. Di daerah Sumatera Barat dikenal dengan sebutan urek usa, di Sumatera Utara disebut hapias, di aceh disebut useur, di daerah Jawa disebut narwasetu, usar dan larasetu, di Madura disebut karabistu, di Ternate disebut garamakusu batawi, di daerah Gorontalo disebut tahele, di daerah Halmahera disebut babuwamendi, di daerah Tidore disebut baramakusu buta, di Sulawesi Selatan disebut sere ambong, di Buol disebut akadu dan di Makasar disebut nausina fuik.
Akar-akar ini mampu menahan partikel-partikel tanah sehingga dapat mencegah erosi. Batangnya kaku dan keras, tahan terhadap aliran air. Jika ditanam rapat atau berdekatan, akan membentuk pagar dan mampu mengurangi kecepatan aliran air dan menahan matrial sediment. Tumbuhan ini tidak menghasilkan bunga dan biji-bijian namun dapat tumbuh menyebar seperti alang-alang atau rerumputan lainnya. (**)
Simak Video Selengkapnya Terkait Rumput Vetiver:
Sumber: BNPB Indonesia