GOWA, NARASIBARU.com – Aktivis Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (PerDik) Sulsel menggelar diskusi tematik terkait pemenuhan hak yang sama pada penyandang difabel disektor pariwisata.
Diskusi dengan tema “99 Parawisata Tak Inklusi, Difabel Tanpa Rekreasi” ini berlangsung di Rumah PerDik, Jalan Syekh Yusuf, Komp Graha Aliyah Katangka, Kecamatan Somba Opu, belum lama ini.
Konsultan Accessible Indonesia, Kerstin Beise yang menjadi narasumber mengatakan, selama ini penyandang difabel masih menghadapi berbagai kendala. Salah satunya akses terhadap parawisata luar negri.
Menurut Kerstin, salah satu kendala dalam travel bagi difabel adalah penginapan atau hotel yang masih minim dalam menyediakan ruangan terhadap difabel, belum lagi akses perjalanan ke obyek wisata.
“Kendalanya beberapa penginapan yang ada di Indonesia masih minim dalam memfasilitasi ruang penginapan terhadap kelompok difabel,” katanya.
Sementara Direktur Perdik Sulsel Rahman menjelaskan, selama ini penyandang difabel dan orang tua jadi kelompok yang termarjinalkan diarea obyek wisata.
Pasalnya, beberapa obyek wisata hanya dapat dinikmati oleh para kalangan anak muda dan non difabel.
“Selama ini obyek wisata yang ada masih minim terhadap akses jalan yang rama difabel, serta meminta agar pemerintah dan pihak setempat agar menyediakan obyek wisata yang ramah terhadap difabel dan usia 50 tahun keatas dalam pemenuhan hak yang sama terhadap non difabel,” jelasnya. (Amir)