MAROS, NARASIBARU.com – Arifuddin (53) seorang warga Kelurahan Allepolea, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros kini sukses membudidayakan tanaman Kurma.
Meski awalnya keinginan Arifuddin membudidayakan tanaman Kurma tersebut sempat dianggap gila oleh masyarakat.
Namun kegigihan dan perjuangan yang pantang menyerah, Arifuddin kini sudah berhasil membudidayakan tanaman Kurma.
“Awalnya saya dianggap gila. Orang bilang mana mungkin pohon Kurma bisa ditanam dan menghasilkan buah di Maros,” kata Arifuddin sembari tersenyum saat ditemui, Jum’at (13/3).
Arifuddin kemudian menceritakan awal mula ia memiliki keinginan untuk membudidayakan tanaman Kurma di Maros.
Waktu itu kata Arifuddin, ia mendengar penjelasan adiknya jika tanaman Kurma bisa tumbuh dan menghasilkan buah di Maros.
“Adik saya kan sudah lebih duluan membudidayakan Kurma di luar kota. Awalnya saya juga tidak percaya kalau Kurma bisa tumbuh disini (Maros),” ungkapnya.
Namun demikian kata Arifuddin, ia terus mencoba karena didasari keinginan rasa ingin tahu. Hingga akhirnya ia membeli satu biji kurma pada akhir 2017 lalu.
“Satu biji kurma ini saya coba tanaman di dekat rumah,” katanya.

Setelah menamam satu biji kurma ini lanjut Arifuddin, ia lalu membeli satu kilogram kurma. Kemudian ia bawa ke tempatnya bekerja dan dimakan bersama.
“Nah biji kurma ini lalu saya ambil dan dibawa ke rumah untuk ditanam,” ujarnya.
Tak hanya sampai disitu, Arifuddin kemudian mencoba mencari pohon kurma berusia 3 sampai 5 tahun yang tumbuh liar disekitar Maros.
“Awalnya saya dapat enam pohon kurma. Hingga akhirnya terus berkembang. Alhamdulillah tahun 2018 kemarin kita juga sudah membentuk Komunitas Tani Kurma (Kotanikum) yang berjumlah 15 orang,” terangnya.
Arifuddin menjelaskan, bahwa tujuan ia membentuk komunitas ini adalah sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat terkait tanaman kurma dan tehnik membudidayakan yang baik.
Selain itu, komunitas ini juga hadir untuk memudahkan dan mempercepat proses pengenalan tanaman kurma sebagai salah satu sumber pangan masa depan.
“Memungkinkan bagi masyarakat untuk membudidayakan tanaman kurma baik dengan skala kebun maupun skala hobby, mengingat Kabupaten Maros 100 persen buah kurma yang ada di pasaran masih merupakan buah import dari Negara Arab dan Thailand,” jelasnya.
Sekedar diketahui, berdasarkan hasil penelitian Bank Indonesia (BI) dengan melihat beberapa kebun kurma di Negara Thailand dan dikaitkannya dengan 1 pohon kurma yang berbuah normal diusia 5 tahun keatas, itu hasil panennya sebanding dengan hasil 1 Ha kebun sawit. (Amir)