NARASIBARU.com – Mulai hari ini, Jumat (11/10/2020) Tim Gugus Tugas Provinsi Sulawesi Selatan, bersama Tim Gugus Tugas Kota Makassar, melakukan Swab Massal sebagai implementasi dari Gerakan Trisula (Tracing, Testing, dan Educating) yang dicanangkan Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Swab Massal akan dilakukan di enam Kecamatan yang menjadi episentrum penularan virus di Kota Makassar.
Hari pertama dilakukan di Kecamatan Rappocini, bertempat di Kantor Lurah Minasa Upa, mulai pukul 07.30 WITA hingga selesai.
Bagi warga yang ingin memeriksakan diri atau merasa pernah melakukan kontak erat dengan pasien Covid-19, diharapkan mendatangi lokasi yang dimaksud untuk menjalani tes Swab secara gratis.
Ditemui di lokasi, Seto (27), salah seorang warga kelurahan Minasa Upa Kota Makassar yang mengikuti program ini mengatakan, informasi ini sudah disosialisasikan oleh Ketua RT dan RW di lingkungannya.
“Saya, sih mengikuti swab massal ini sebenarnya pengen tau aja kondisi kesehatan saya. Karena kerjaan saya juga punya mobilitas tinggi, selalu di luar rumah. Apalagi anak saya masih kecil-kecil, jadi sedini mungkin saya mesti tahu kondisi saya,” kata Seto kepada NARASIBARU.com.
Menanggapi aksi pemerintah mengadakan tes Swab massal gratis ini, Seto berujar semestinya ini dilakukan dari dulu. Ia mengaku dirinya juga sudah melakukan rapid test sebanyak dua kali.
“Saya sudah dua kali ikut rapid test, nda’ gratis. Saya inisiatif lakukan rapid test sendiri di Kimia Farma. Tapi baguslah program ini dijalankan. Sayangnya masyarakat masih banyak termakan isu-isu hoaks sehingga takut untuk di tes,” kata Seto.
Ia juga berharap agar petugas lebih cepat mengeluarkan hasil testnya. Sebab, rata-rata warga yang ikut swab massal ini merupakan warga yang sering bepergian dan juga ibu hamil.
Diketahui sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Makassar menyiapkan kurang lebih 2.000 tes PCR. Selain itu, disiapkan pula 1 unit mobil PCR milik Pemprov Sulsel untuk seluruh kecamatan yang menjadi sasaran.
Penulis: Ihsan Ismail