NARASIBARU.com – Surut dari massa penentang Omnibus Law, jalanan kota Makassar berganti dipenuhi anggota komunitas Makassar Racing yang melakukan konvoi. Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober ini.
Di sepanjang jalan protokol, komunitas kendaraan roda dua tersebut melakukan arak-arakan dengan motor modifikasi. Selain itu, truk tronton dipakai sebagai panggung orasi dan pertunjukan musik band punk makassar.
Dalam aksinya, mereka menuntut pemerintah mengadakan sirkuit sebagai ajang penyaluran bakat untuk mereka, Rabu (28/10/2020). Ada empat titik aksi sebagai tempat menyalurkan suara, yakni DPRD Provinsi, Gubernuran, DPRD Kota, dan Rumah Jabatan Gubernur.
Setelah melakukan aksi di depan Gedung DPRD Provinsi Sulsel, sekitar pukul 16.00 Wita, mereka kemudian memadati area depan kantor Gubernur sebagai titik ke tiga. Terlihat petaka-petaka yang diusung bertuliskan “Kami Butuh Sirkuit”.

Uniknya, aksi yang diiringi musik full band ini, menjadi hiburan tersendiri bagi peserta aksi dan aparat keamanan. Mereka tampak berjoget ria menikmati sajian musik keras yang ditampilkan. Walaupun sempat menimbulkan kemacetan, pengguna jalan tetap diberi ruang untuk melintas di tengah kepungan massa.
“Apa Bapak (Gubernur. Red) tidak malu kalau tiap Jumat, Sabtu, Minggu, sering diadakan balap liar di depan kantorta? Tahun lalu Bapak pernah berjanji namun sampai sekarang belum bisa terwujud. Kami hanya menyalurkan aspirasi teman-teman di hari sumpah pemuda ini,” kata Kamal Losari, Koordinator Lapangan, di depan peserta aksi.
Setelah menampilkan pertunjukan musik, massa aksi melanjutkan dengan pembacaan naskah Sumpah Pemuda. Selang satu jam kemudian, massa bergeser ke DPRD Kota lalu melanjutkan aksinya di Rujab Gubernur Provinsi Sulsel.
Sekitar pukul 19.00 Wita, massa memblokade jalan Jendral Sudirman. Tepatnya depan Rumah Jabatan Gubernur dengan barisan motor. Mereka menuntut Nurdin Abdullah agar keluar dari rumah jabatannya.
“Kami harap agar orang tua kita bisa keluar menemui kita. Makassar butuh sirkuit pak, jangan anak tirikan hobi kami!” teriak Kamal yang disambut sorakan massa aksi.
Ditemui di Rujab Gubernur, Kamal mengaku kondisi ini begitu miris terjadi di Sulawesi Selatan, khususnya Kota Makassar. Diketahui, sudah banyak kabupaten di Sulsel yang telah memiliki sirkuit, namun sampai sekarang, untuk, wilayah provinsi belum ada kepastian di mana para pemuda otomotif menyalurkan bakat mereka.
“Sangat miris, bahwasanya Makassar sampai sekarang tidak mempunyai sirkuit. Di Pangkep, Sidrap sudah ada. Makassar kapanpi?” ujar Kamal kepada Narasibaru.com.
Ia mengaku kasihan kepada para pegiat otomotif yang punya potensi besar di Makassar namun tak punya wadah. Apalagi, sudah banyak yang pernah meraih prestasi namun tak memiliki sarana dan prasarana sebagai tempat latihan. Kalau sudah seperti itu, balapan liar merupakan alternatif mereka.
“Harapan kami semoga Bapak Gubernur, Bapak DPRD, bisa mendengar aspirasi teman-teman pencinta otomotif. Kami kasihan juga teman-teman kita kalau dipukuli jikalau melakukan aksi balap liar,” tutupnya.
Sementara itu, Ari (25), salah satu peserta aksi mengatakan bahwa aksi ini merupakan aksi damai. Ini merupakan wujud dari semangat kepemudaan, menggabungkan otomotif dan musik.
“Betul, ini bentuk penyaluran aspirasi kami. Banyak pemuda dengan potensi besar di Makassar namun tidak punya ruang untuk mengasah bakatnya. Jangan heran banyak pebalap liar,” kata Ari.
Lebih lanjut ia mengatakan, musik sebagai pengiring aksi ini merupakan simbol pembakar semangat bagi mereka.
“Tadi itu yang sudah tampil Band Punk The Gameover, Frontxside, The Hendriks, sama Pop is Dead,” tutupnya.
Penulis: Ihsan Ismail