Kamis, Februari 25, 2021
Terdepan Menarasikan Peristiwa
  • Login
  • Teras
    • Hukum
    • Politik
    • Sosial
    • Ekobis
    • Kesehatan
    • Olahraga
      • Bola
  • NarasiKita
  • Narator
    • Resensi dan Referensi
    • Opini
    • Cerpen
    • Puisi
  • Sains
  • VideoNew
No Result
View All Result
  • Teras
    • Hukum
    • Politik
    • Sosial
    • Ekobis
    • Kesehatan
    • Olahraga
      • Bola
  • NarasiKita
  • Narator
    • Resensi dan Referensi
    • Opini
    • Cerpen
    • Puisi
  • Sains
  • VideoNew
No Result
View All Result
Home

Ini Bukan Festival: Pagelaran Seni yang Lahir Dari Sebuah Ide Sederhana

Narasibaru Narasibaru
Kamis, 19 November 2020
Kategori Resensi dan Referensi
0 0
0
'Anak-anak Yang Bermain Teater' oleh Grisbon, Rabu (18/11/2020). Foto : Bahar Merdu

'Anak-anak Yang Bermain Teater' oleh Grisbon, Rabu (18/11/2020). Foto : Bahar Merdu

0
SHARES
80
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

NARASIBARU.com – Puluhan komunitas dari beberapa daerah, berkumpul dalam satu event  ‘Ini Bukan Festival’.  Event Ini merupakan pagelaran seni yang meriah dan berawal dari ide sederhana para penggagasnya. Di samping itu, acara tersebut merupakan ajang melepas rindu bagi para seniman dan budayawan dari dalam dan luar Sulawesi Selatan untuk saling bertemu melampiaskan hasrat untuk berkesenian.

Pagelaran yang menampilkan seniman lintas generasi dari beberapa daerah ini,  digelar di Etika Studio, Jl Tamalate Makassar yang dimulai pada 15 hingga 21 November. Tidak hanya seniman lokal yang berkontribusi pada pagelaran ini, bahkan Halim HD-seorang seniman sekaligus kritikus sastra, jauh-jauh datang dari pulau Jawa untuk menjadi kontributor pada event tersebut. Ia berkesempatan membawakan workshop yang membahas keterkaitan seni dan komunitas.

Menariknya, para seniman bahkan pemateri memberikan sumbangsihnya tanpa meminta honorarium sepeserpun. Ini merupakan wujud dari budaya gotong royong sebagai masyarakat berbudaya yang terkemas dalam sebuah event meriah. Karya-karya seni rupa seperti, lukisan maupun pernak-pernik dari beberapa komunitas didispaly dari pintu gerbang hingga ke panggung utama.

Pengunjung memperhatikan pameran Lampu Senja oleh Rumah Seni Kasumba. Foto; Ihsan Ismail

Event ’ Ini Bukan Festival’ berawal dari keinginan yang sangat sederhana. Menurut Bahar Merdu-seorang seniman teater yang juga sebagai salah satu penggagas event ini menuturkan, para seniman hanya ingin membuat kegiatan yang berkesenian, namun tidak semacam festival yang sering dilihat, identik dengan kemewahan dan daya dukung financial.

BACAJUGA

Bank Sampah Barana: Menciptakan Rantai Ekonomi dan Meminimalisir Beban Lingkungan dari Plastik

Pertempuran Iwo Jima: Peristiwa Keramat dalam Sejarah Marinir Amerika

“Yang punya uang, megah dan wah. Acaranya di hotel dengan penampilan yang serba biaya lebih. Sebelumnya kita terpenjara dan terkungkung karena adanya wabah Covid 19. Saling ketemu saja tidak bisa,” tutur Bahar Merdu kepada Narasibaru.com, Kamis (19/11/2020).

Peraih penghargaan Sutradara Terbaik Festival Teater Nasional 2016 ini awalnya hanya menginginkan sebuah kegiatan dari rumah ke rumah. Ia hanya berniat membuat penampilan karya oleh teman-teman komunitas lain walau itu hanya sekedar di teras rumah.

“Apakah sekedar baca puisi, diskusi, atau melukis bersama-sama atau bahkan ada tari, cukup di teras rumah. Sebenarnya konsepnya hanya seperti itu. Tapi secara resmi kita harus punya label. Akhirnya ini diistilahkan “Ini Bukan Festival”, lanjutnya.

Pada awalnya, Ia sendiri terkejut ketika melihat antusiasme para penggiat seni, nyatanya banyak yang sangat ingin berkontribusi pada pagelaran ini. “Awalnya kita ajak satu persatu, menariknya tiba-tiba banyak yang tertarik ikut kegiatan ini. Lalu kita kembangkan, kita mencari ruang akhirnya kita diterima Etika Studio. Bahkan tak dapat kita tampung semua dikarenakan keterbatasan ruang. Apalagi sekali lagi kita tidak punya uang. Kedepannya semoga bisa lebih meriah lagi,” imbuhnya.

Pertunjukan Tari Ma’lino Dance sebelum sesi Dialog Bersama Halim HD, ‘Mengenang Karya Andi Ummu Tunru’, Senin (16/11/2020) Foto: Bahar Merdu

Sementara menurut Adam Nugraha selaku Koordinator Pelaksana menyebut, memang benar bahwa kegiatan ini sebagai ruang untuk saling bertemu dan melepas rindu.

“Sekedar melepaskan kerinduan untuk sama-sama menggelar karya. Lalu kemudian pada persoalan nama, teman-teman bilang, ini kan bukan festival,” kata Adam.

Kata festival menurutnya terkesan dengan adanya tata urutan yang harus dipenuhi. Meskipun sebetulnya kegiatan IBF 2020 ini ada pakem tentang materi, tata kelola, gelaran karya, baik seni tari, rupa dan semacamnya namun esensinya, bagaimana ini terlaksana.

“Ini persoalan bagaimana kita menuntaskan rindu tentang bertemu satu sama yang lain,” lanjutnya. Bahkan Halim HD sendiri bersedia meluangkan waktu hingga selesai, ia memang merindukan sebuah kegiatan yang diinisiasi kawan-kawan penggiat seni, bukan diinisiasi oleh satu dua institusi. Sehingga, filosofinya ialah, ya ini bukan festival!” ucapnya sembari tersenyum.

Tags: #inibukanfestivalseni
ShareTweet
Previous Post

DKPP Terima 120 Aduan Terkait Pelanggaran Kode Etik Pilkada 2020

Next Post

Kejayaan Industri Film Makassar Diharap Bangkit Kembali

Related Posts

Bank Sampah Barana: Menciptakan Rantai Ekonomi dan Meminimalisir Beban Lingkungan dari Plastik

Bank Sampah Barana: Menciptakan Rantai Ekonomi dan Meminimalisir Beban Lingkungan dari Plastik

Minggu, 21 Februari 2021
Pertempuran Iwo Jima: Peristiwa Keramat dalam Sejarah Militer Amerika

Pertempuran Iwo Jima: Peristiwa Keramat dalam Sejarah Marinir Amerika

Jumat, 19 Februari 2021
Solusi Dandhy Laksono Menyikapi Pemberitaan Media di Tengah Kepentingan Penguasa

Solusi Dandhy Laksono Menyikapi Pemberitaan Media di Tengah Kepentingan Penguasa

Rabu, 17 Februari 2021
Mengenang Kelly Kwalik: Jenderal yang Tewas Tertembak

Mengenang Kelly Kwalik: Jenderal yang Tewas Tertembak

Kamis, 17 Desember 2020
Diskusi Film oleh Syahriar Tato (Ketua Parfi) dan Irwan Azis, seorang Pengamat Film Makassar, Kamis !9/11/2020. Foto; Ihsan Ismail

Kejayaan Industri Film Makassar Diharap Bangkit Kembali

Kamis, 19 November 2020
Kawasan Kota Tua Makassar Akan Dihadirkan, Sejarawan: Tidak Perlu Terburu-buru

Kawasan Kota Tua Makassar akan Dihadirkan, Sejarawan: Tidak Perlu Terburu-buru

Senin, 16 November 2020

NARASI POPULER

Hina Polisi di Medsos, Pria Bertato di Gowa Ini Akhirnya Nginap Dikantor Polisi  

Senin, 10 Agustus 2020
Ditikam Suami Karena Menolak Diajak Ke Pengadilan

Ditikam Suami Karena Menolak Diajak Ke Pengadilan

Rabu, 19 Agustus 2020

Bocah 8 Tahun di Maros Tewas Ditabrak Truk Angkutan Material

Senin, 10 Agustus 2020
Tempati Tanah Warga, BRI Unit Lamalaka Bantaeng Kembali Disegel

Tempati Tanah Warga, BRI Unit Lamalaka Bantaeng Kembali Disegel

Jumat, 19 Februari 2021
50 Anggota Tim SAR Dikerahkan untuk Cari Korban Tenggelam di Pantai Takalar

50 Anggota Tim SAR Dikerahkan untuk Cari Korban Tenggelam di Pantai Takalar

Senin, 15 Februari 2021
  • Home
  • Karir
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Iklan
  • Siber
  • Kode Etik
  • Tentang Kami

© 2020 PT. SHAFIYAH ELFAMA ABADI

No Result
View All Result
  • Login
  • Teras
    • Hukum
    • Politik
    • Sosial
    • Ekobis
    • Kesehatan
    • Olahraga
      • Bola
  • NarasiKita
  • Narator
    • Resensi dan Referensi
    • Opini
    • Cerpen
    • Puisi
  • Sains
  • Video

© 2020 PT. SHAFIYAH ELFAMA ABADI

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In