Jumat, Maret 5, 2021
Terdepan Menarasikan Peristiwa
  • Login
  • Teras
    • Hukum
    • Politik
    • Sosial
    • Ekobis
    • Kesehatan
    • Olahraga
      • Bola
  • NarasiKita
  • Narator
    • Resensi dan Referensi
    • Opini
    • Cerpen
    • Puisi
  • Sains
  • VideoNew
No Result
View All Result
  • Teras
    • Hukum
    • Politik
    • Sosial
    • Ekobis
    • Kesehatan
    • Olahraga
      • Bola
  • NarasiKita
  • Narator
    • Resensi dan Referensi
    • Opini
    • Cerpen
    • Puisi
  • Sains
  • VideoNew
No Result
View All Result
Home

Kejayaan Industri Film Makassar Diharap Bangkit Kembali

Narasibaru Narasibaru
Kamis, 19 November 2020
Kategori Resensi dan Referensi
0 0
0
Diskusi Film oleh Syahriar Tato (Ketua Parfi) dan Irwan Azis, seorang Pengamat Film Makassar, Kamis !9/11/2020. Foto; Ihsan Ismail

Diskusi Film oleh Syahriar Tato (Ketua Parfi) dan Irwan Azis, seorang Pengamat Film Makassar, Kamis !9/11/2020. Foto; Ihsan Ismail

0
SHARES
70
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

NARASIBARU.com – Kejayaan Industri Film Makassar diharapkan bisa bangkit kembali. Hal ini dipaparkan saat diskusi perfilman pada event “ Ini Bukan Festival” yang diselenggarakan di Etika Studio, Kamis (19/11/2020).

Diskusi yang melibatkan para seniman dan budayawan baik dari dalam dan luar Sulawesi Selatan ini, menghadirkan Syahriar Tato (Ketua Parfi) dan Irwan Azis, seorang Pengamat Film Makassar bertindak sebagai pemateri. Di era sekarang, untuk memproduksi sebuah film sudah relative lebih mudah dilakukan, walaupun hanya bermodalkan kamera digital.

Menurut Syahriar Tato selaku Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi Sulsel), walaupun mudah dilakukan namun belum tentu sesuai dengan kriteria undang-undang.

“Kalau kita melihat definisi film menurut undang-undang, syarat film yang pertama itu, tidak mengandung unsur pornografi, tidak mengandung unsur SARA, kemudian tidak mengandung unsur narkotika,” kata Syahriar Tato.

BACAJUGA

Betapa Tertipunya Kita dengan Kekeliruan KPK dalam Melakukan dan Memahami OTT

Demi Ketahanan Pangan, Pertanian Butuh Generasi Muda

Untuk melebarkan sayap ke tingkat bioskop, memang begitu rumit dan membutuhkan biaya yang sangat besar. Sejak dulu, orang India disebutnya sebagai penguasa industri Film di Indonesia.

“Mereka yang berasal dari India (keluarga Punjabi),per filman dikuasai oleh mereka- mereka ini,” lanjutnya.

Pada suatu ketika, sempat ia bersama para sineas lokal melakukan perlawanan terhadap film Dilan. Film tersebut menurutnya sangat bertentangan dengan norma kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan. Bentuk perlawanan sekarang yang dinilai cukup efektif,  salah satunya dengan membuat produksi film sendiri.

“Contohnya dalam film silariang, ada nilai-nilai Siri Na Pacce, dimana budaya ini merupakan simbol besarnya rasa malu dan gengsi kita. Mempertahankan kehormatan hingga akhir hayat. Sehingga kita membuat film perlawanan seperti ini maka lahirlah film Deapati dan Datumuseng, Cindolo na Tape dan banyak lagi yang tayang di bioskop. Ini adalah bentuk lahirnya kembali kejayaan perfilman Makassar,” ungkap aktor senior pemilik 13 gelar akademik ini.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa sudah ada 50 film layar lebar yang siap untuk tayang di daerah Sulawesi Selatan, kemungkinan besar ditayangkan pada bualan Desember mendatang.

Pada kesempatan yang sama, Iwan Azis-Pengamat Perfilman Makassar membeberkan bahwa, Makassar pernah menjadi nomor 2 setelah Jakarta, terkait pada industri Film. Ini terjadi pada era 1960an. Karena itulah lahirlah PARFI di Makassar sesudah kota Bandung. Saat itu kata Iwan, pada masa produksi Film Sanrego.

“Dulu ketika film di Makassar menjadi booming. Latif Makka sebagai produser pertama di makassar. Saya pernah juga menjadi produser. Waktu itu sama dengan Nicky Vatvani, dan tembus ke Jakarta. Karena kalau kita tidak menembus batas, mimpi itu tidak bisa kita dapat.

Dulu sebenarnya sangat sulit untuk membuat film karena persoalan sarana dan prasarana. Sekarang kita bisa bikin sendiri, namun setelah itu mau kemana kalau tidak tembus di bioskop.

“Saya harapkan kepada kita semua, jangan bermimpi kalau tidak mau menembus batas,” lanjutnya

Jakarta menurutnya sangat ketakutan melawan orang Makassar hingga hari ini. Pengusaha film Jakarta jikalau ingin menjajal Makassar merasa enggan karena banyak sineas lokal yang sangat berkompeten dan kritis.

“Sekarang untuk kita semua jangan terlalu dininabobokan suatu sistem, sementara kita tidak punya power juga untuk melawan Jakarta,” ungkapnya

Ia berharap kota ini menjadi bagian dari penilaian citra perfilman Indonesia. Mirisnya sekarang ini karya putra Makassar sering disebut sebagai film daerah.

“Mudah-mudahan kita semua bisa menjadi bagian dari kembalinya kebangkitan film Nasional di Makassar. Selalu karya kita disebut sebagai film daerah, mestinya Film Nasional produksi daerah,” ucapnya bangga.

Tags: #makassarfilm#senidramaFilm
ShareTweet
Previous Post

Ini Bukan Festival: Pagelaran Seni yang Lahir Dari Sebuah Ide Sederhana

Next Post

Sambut HUT Bantaeng Ke-766, Disdikbud Adakan Kegiatan Rangking 1 Tingkat SD

Related Posts

Betapa Tertipunya Kita dengan Kekeliruan KPK dalam Melakukan dan Memahami OTT

Betapa Tertipunya Kita dengan Kekeliruan KPK dalam Melakukan dan Memahami OTT

Jumat, 05 Maret 2021
Demi Ketahanan Pangan, Pertanian Butuh Generasi Muda

Demi Ketahanan Pangan, Pertanian Butuh Generasi Muda

Minggu, 28 Februari 2021
Melihat Motif Penganiayaan Dua Pemuda di Bantaeng Melalui Rekonstruksi Kasus oleh Pihak Kepolisian

Melihat Motif Penganiayaan Dua Pemuda di Bantaeng Melalui Rekonstruksi Kasus

Sabtu, 27 Februari 2021
Bank Sampah Barana: Menciptakan Rantai Ekonomi dan Meminimalisir Beban Lingkungan dari Plastik

Bank Sampah Barana: Menciptakan Rantai Ekonomi dan Meminimalisir Beban Lingkungan dari Plastik

Minggu, 21 Februari 2021
Pertempuran Iwo Jima: Peristiwa Keramat dalam Sejarah Militer Amerika

Pertempuran Iwo Jima: Peristiwa Keramat dalam Sejarah Marinir Amerika

Jumat, 19 Februari 2021
Solusi Dandhy Laksono Menyikapi Pemberitaan Media di Tengah Kepentingan Penguasa

Solusi Dandhy Laksono Menyikapi Pemberitaan Media di Tengah Kepentingan Penguasa

Rabu, 17 Februari 2021

NARASI POPULER

Hina Polisi di Medsos, Pria Bertato di Gowa Ini Akhirnya Nginap Dikantor Polisi  

Senin, 10 Agustus 2020
Ditikam Suami Karena Menolak Diajak Ke Pengadilan

Ditikam Suami Karena Menolak Diajak Ke Pengadilan

Rabu, 19 Agustus 2020

Bocah 8 Tahun di Maros Tewas Ditabrak Truk Angkutan Material

Senin, 10 Agustus 2020
Tempati Tanah Warga, BRI Unit Lamalaka Bantaeng Kembali Disegel

Tempati Tanah Warga, BRI Unit Lamalaka Bantaeng Kembali Disegel

Jumat, 19 Februari 2021
50 Anggota Tim SAR Dikerahkan untuk Cari Korban Tenggelam di Pantai Takalar

50 Anggota Tim SAR Dikerahkan untuk Cari Korban Tenggelam di Pantai Takalar

Senin, 15 Februari 2021
  • Home
  • Karir
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Iklan
  • Siber
  • Kode Etik
  • Tentang Kami

© 2020 PT. SHAFIYAH ELFAMA ABADI

No Result
View All Result
  • Login
  • Teras
    • Hukum
    • Politik
    • Sosial
    • Ekobis
    • Kesehatan
    • Olahraga
      • Bola
  • NarasiKita
  • Narator
    • Resensi dan Referensi
    • Opini
    • Cerpen
    • Puisi
  • Sains
  • Video

© 2020 PT. SHAFIYAH ELFAMA ABADI

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In