Kamis, Januari 28, 2021
Terdepan Menarasikan Peristiwa
  • Login
  • Teras
    • Hukum
    • Politik
    • Sosial
    • Ekobis
    • Kesehatan
    • Olahraga
      • Bola
  • NarasiKita
  • Narator
    • Resensi dan Referensi
    • Opini
    • Cerpen
    • Puisi
  • Sains
  • Narasi Art Space
  • VideoNew
No Result
View All Result
  • Teras
    • Hukum
    • Politik
    • Sosial
    • Ekobis
    • Kesehatan
    • Olahraga
      • Bola
  • NarasiKita
  • Narator
    • Resensi dan Referensi
    • Opini
    • Cerpen
    • Puisi
  • Sains
  • Narasi Art Space
  • VideoNew
No Result
View All Result
Home Sosial

AJI Indonesia Sebut 2020 sebagai Tahun Kelam Bagi Jurnalis

Narasibaru Narasibaru
Senin, 28 Desember 2020
Kategori Sosial
0 0
0

Aksi menolak kekerasan terhadap jurnalis oleh AJI Indonesia. Foto: Diunduh dari katadata.id

66
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

NARASIBARU.com – Sepanjang tahun 2020, AJI mencatat dua hal yang paling krusial bagi Jurnalis, yakni kebebasan pers dan aspek kesejahteraan. Data dari bidang Advokasi AJI mendokumentasikan sebanyak 84 kasus kekerasan terhadap wartawan.

Dalam kurun lima tahun terakhir, kasus kekerasan terhadap Jurnalis pada 2020 mengalami peningkatan yang sangat drastis. Sebelumnya, pada tahun 2019 tercatat 53 kasus, 2018 sebanyak 64 kasus, 2017 ada 60 kasus, dan 2016 terjadi 81 kasus.

Menurut Abdul Manan, Ketua Umum AJI Indonesia, kasus kekerasan seharusnya cenderung menurun bukan malah sebaliknya. Pada tahun ini, sebaran kasus paling banyak masih terjadi di Jakarta. Ke dua terjadi di Malang, Surabaya. Kasus yang mendominasi berupa tindakan intimidasi, kekerasan fisik, serta pengrusakan alat dan data hasil liputan. Artinya, kasus-kasus kekerasan ini merupakan upaya menghalang-halangi tugas seorang Jurnalis.

“Inilah yang berkontribusi besar dalam kenaikan yang cukup signifikan pada kasus kekerasan terhadap wartawan,” kata Abdul Manan saat Konferensi Pers AJI via daring, Senin (28/12/2020).

BACAJUGA

Terapi Donor Plasma Konvalesen, Parepare Kini Punya Alat Apheresis

Mapala UMI Tembuskan Bantuan ke Daerah Terisolir Sulbar

Tahun ini, peningkatan kasus kekerasan terhadap Jurnalis terjadi saat aksi besar-besaran menolak UU Cipta Kerja (Omnibus Law), tepatnya Oktober kemarin. Saat itu, hampir seluruh elemen buruh, mahasiswa, serta warga sipil turun ke jalan menyuarakan aspirasinya.

Demonstrasi yang cukup masif ini berujung ricuh di seluruh daerah. Kata Manan, tentu saja wartawan meliput peristiwa itu. Dalam peliputan tersebutlah banyak terjadi kasus kekerasan terhadap wartawan, mulai dari tindakan intimidasi agar tidak ikut meliput pemukulan serta tindakan pengrusakan hasil liputan.

“Tidak mengherankan jika data AJI mencatat, bahwa dari segi pelaku-pelaku kekerasan terhadap wartawan ini yang terbanyak adalah Polisi,” paparnya.

Bahkan ada beberapa kasus dimana Jurnalis mengalami tindak kekerasan tanpa alasan yang cukup jelas. Seperti yang dialami Alsih Marselina, Jurnalis Sultengnews, Palu. Saat melakukan liputan aksi tolak Omnibus Law, 8 Oktober lalu, ia beserta rekannya dipukuli oleh aparat kepolisian. Ia pun mengalami lebam di mata dan pipi sebelah kiri. Padahal, Alsih telah menunjukkan identitasnya sebagai Jurnalis.

“Saya lari dengan teman, dua orang wartawan terjebak di dalam barikade. Kemudian datanglah polisi menanyakan ‘dari mana?’. Namun mereka tak percaya sama sekali,” kata Alsih (Baca: Maraknya Tindak Kekerasan Terhadap Jurnalis Perempuan).

Komitmen Pemerintah terhadap upaya melindungi kebebasan pers dinilai AJI sangat rendah. Dari aspek regulasi, perlindungan tersebut harus dibarengi usaha untuk membuat teks ulasan yang mendukung kebebasan pers. “Sehingga ini tidak menimbulkan, tidak melahirkan batasan-batasan baru atau melahirkan regulasi yang bisa mengancam,” kata Abdul Manan.

Pada aspek kesejahteraan, berdasar pantauan AJI Indonesia, tiga tahun terakhir perusahaan media mengalami disrupsi digital. Wawan Abk, Bidang Ketenagakerjaan AJI, juga menjelaskan sejumlah situasi yang dialami pekerja media. Pertama, penurunan pendapatan iklan untuk media baru. Ke dua, kegamangan dari media sendiri untuk beradaptasi dengan teknologi, kemudian fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga penutupan beberapa media baik nasional maupun yang lokal.

“Selain menghadapi era disrupsi, kita juga mengalami pukulan ke dua, yaitu pandemi covid 19 yang sangat luar biasa. Ancaman virus corona ini semakin memperparah dan mempersulit langkah media untuk bergerak,” papar Wawan.

Penulis: Ihsan Ismail

Tags: AJI IndonesiaJurnalisKekerasanKekerasan AparatOmnibus LawWartawan
ShareTweet
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kurang Mendapat Perhatian, Ruang Kantor Disdukcapil Bantaeng Digenangi Air Saat Musim Hujan

Next Post

Kartu Kuning Nurdin Abdullah, WALHI Sulsel: Kerugian Lingkungan 8,2 Triliun

Related Posts

Sosial

Terapi Donor Plasma Konvalesen, Parepare Kini Punya Alat Apheresis

Minggu, 24 Januari 2021
Sosial

Mapala UMI Tembuskan Bantuan ke Daerah Terisolir Sulbar

Sabtu, 23 Januari 2021
Sosial

Peduli Gempa Mamuju, Masyarakat Bantaeng Bersatu Berikan Bantuan

Sabtu, 23 Januari 2021
Sosial

Penyerahan 526 SK PNS, Rudy Djamaluddin: Mereka Bisa Jadi Educator Covid-19

Jumat, 22 Januari 2021
Sosial

SD se-Kecamatan Manggala Galang Bantuan Untuk Korban Gempa Sulbar

Jumat, 22 Januari 2021
Sosial

Sulsel Pulangkan 102 Pengungsi Asal Jawa yang Terdampak Gempa Sulbar

Kamis, 21 Januari 2021

NARASI POPULER

Hina Polisi di Medsos, Pria Bertato di Gowa Ini Akhirnya Nginap Dikantor Polisi  

Senin, 10 Agustus 2020

Ditikam Suami Karena Menolak Diajak Ke Pengadilan

Rabu, 19 Agustus 2020

Bocah 8 Tahun di Maros Tewas Ditabrak Truk Angkutan Material

Senin, 10 Agustus 2020

Makassar Racing Minta Sirkuit di Hari Sumpah Pemuda

Rabu, 28 Oktober 2020

Nurdin Abdullah Batal Jadi Penerima Vaksin Pertama Sulawesi Selatan

Kamis, 14 Januari 2021
  • Home
  • Karir
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Iklan
  • Siber
  • Kode Etik
  • Tentang Kami

© 2020 PT. SHAFIYAH ELFAMA ABADI

No Result
View All Result
  • Login
  • Teras
    • Hukum
    • Politik
    • Sosial
    • Ekobis
    • Kesehatan
    • Olahraga
      • Bola
  • NarasiKita
  • Narator
    • Resensi dan Referensi
    • Opini
    • Cerpen
    • Puisi
  • Sains
  • Narasi Art Space
  • Video

© 2020 PT. SHAFIYAH ELFAMA ABADI

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In