NARASIBARU.com– Ikatan Dokter Indonesia Kota Makassar, menyoroti kebijakan Penjabat Walikota tentang Pembatasan Kegiatan Malam (PKM). Alih-alih menekan peningkatan kasus Covid-19, menurut IDI Makassar justru ini malah memberi kelonggaran masyarakat dalam beraktifitas.
Diketahui, hari ini (12/01/2021), PJ Walikota-Rudy Djamaluddin mengeluarkan surat edaran yang membolehkan aktivitas usaha beroperasi sampai pukul 22.00 WITA. Padahal sebelumnya, hanya hingga pukul 19.00 WITA. Aturan ini berlaku hingga 26 Januari 2021.
Keputusan itu sesuai Surat Edaran Wali Kota Makassar Nomor: 448.01/11/S.Edar/Kesbangpol/I/2021, tentang Pembatasan Kegiatan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kota Makassar.
“Fasilitas umum, operasional mall, kafe, restoran, rumah makan, warkop, game center dan kegiatan berkumpul, hanya sampai jam 22.00 WITA mulai 12 Januari hingga 26 Januari 2021,” tulis Pj Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin, dalam edarannya, Senin (11/1/2021) malam.
Dewan Pertimbangan IDI Kota Makassar, Prof Idrus Andi Paturusi, menyesalkan keputusan Pj Wali Kota Makassar ini. Terlebih lagi, kondisi Covid-19 di Sulsel saat ini khususnya Kota Makassar sangat memprihatinkan.
“Apa yang diambil Pj Wali Kota Makassar sangat kontra dengan kondisi di lapangan. Di tengah peningkatan pasien positif Covid-19, justru memberikan kelonggaran beraktivitas,” terangnya, Selasa (12/1/2021).
Mantan Rektor Unhas Makassar ini menjelaskan, sejak awal tahun 2021 ini, terus terjadi peningkatan positif Covid-19 dengan Makassar sebagai episentrumnya. Hal ini harusnya menjadi perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar.
Dimana data tertular virus Covid-19 di Sulsel per 1 Januari 2021 sebanyak 550 kasus, 2 Januari 2021 berjumlah 590 kasus, 3 Januari 2021 dengan 595 kasus, 4 Januari 2021 510 kasus, 5 Januari 2021 639 kasus, 6 Januari 2021 463 kasus, 7 Januari 2021 366, 8 Januari 2021 588, 9 Januari 2021 580, 10 Januari 2021 585, dan 11 Januari 2021 sebanyak 616.
“Kita melihat data, baik peningkatan kasus baru maupun kematian dan penggunaan RS (Rumah Sakit), maka agak membingungkan isi surat edaran wali kota di atas. Kemarin, 1 lagi dokter wafat. Minggu lalu 3 Profesor di Makassar wafat. RS dan hotel isolasi mandiri penuh, IDI sudah mengingatkan, tapi hasilnya seperti ini,” tandasnya.
Prof. Idrus merasa gamang, jikalau para tenaga kesehatan sudah berjatuhan maka pelayanan akan lumpuh. Kebijakan ini, kata dia, sangat bertentangan dengan imbauan IDI-senantiasa tidak menganggap remeh pandemi Covid-19.
Ketua IDI Kota Makassar dr. Siswanto Wahab didampingi Humas IDI Kota Makassar dr. Wachyudi Muchsin SH mengatakan, dengan makin banyaknya dokter yang gugur, justru harusnya makin menyadarkan masyarakat, agar jangan menganggap remeh pandemi Covid-19. Apalagi saat ini tingkat penyebarannya lebih masif akibat Klaster Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) dan Klaster Liburan akhir tahun dari awal penyebaran virus corona.
Dokter yang gugur menjadi pahlawan kemanusiaan Covid-19. Saat ini sudah ada 11 dokter terbaik anggota IDI Kota Makassar meninggal dunia.
“Untuk itu, IDI Kota Makassar mengimbau, agar tetap waspada serta disiplin protokol kesehatan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) Karena sekarang ini, Makassar masuk zona merah. Sehingga kebijakan pelonggaran aktivitas bisnis, perkantoran, sosial, dan pendidikan perlu diketatkan kembali. Dengan mematuhi 3 M itu, upaya yang paling efektif dan efisien bisa kita lakukan dalam menekan laju Covid-19,” terangnya.
Apalagi, saat ini tingkat penularan Covid-19 kembali melonjak dan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan juga semakin banyak. Belum lagi adanya varian baru virus corona atau SARS-CoV-2 yang ditemukan di Inggris lebih menular.
Dokter Anto mengatakan, penularan varian baru virus corona B117 ini, bisa mencapai 70 kali lebih berbahaya penularannya .
”Okupansi ruang isolasi di Makassar sudah di atas 85 persen dan ICU (unit perawatan intensif) di atas 80 persen. Daerah-daerah lain juga sama saja, pasien terus bertambah ‘penularannya tinggi’,” sebutnya.
Dokter Anto menjelaskan, tingginya penularan Covid-19 di Indonesia juga, bisa dilihat dari data awal tahun kembali pecahkan rekor positivity rate capai 36,6 persen. Data harian positivity rate Indonesia ini sudah lima kali jauh lebih tinggi dari ambang maksimal, yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.
Humas IDI Kota Makassar dr.Wachyudi Muchsin SH menambahkan, keputusan Pelonggaran pembatasan aktifitas malam Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar pertanda ketidakpekaan terhadap kondisi dokter dan nakes serta kondisi saat ini. Kata Wachyudi, ini sungguh sangat disayangkan. di saat angka meninggi malah buat aturan baru aktivitas usaha diperpanjang sampai pukul 22.00 WITA. Sebelumnya, hanya hingga pukul 19.00 WITA.
“Menghidupkan sektor usaha tidak disalahkan tapi panglima tertinggi adalah kesehatan di tengah suasana pandemik Covid-19 ujarnya.
Penulis : Ihsan Ismail