NARASIBARU.com – Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, mengunjungi para pengungsi gempa asal Sulawesi Barat (Sulbar) yang ditempatkan di kantor UPT Inang Matutu, Dinas Sosial Sulsel, Rabu (20/1/2021).
Hingga hari ini, ada total 107 orang pengungsi Sulbar yang ditangani Dinas Sosial. Sebanyak 76 orang berada di kantor UPT Inang Matutu, sementara sisanya berada di Asrama Haji Sudiang.
Sekitar pukul 15.00 WITA, Gubernur tiba di lokasi dan disambut oleh Gemala Faoza (PLT Kadinsos Sulsel), Ichaan Mustari (Kadinkes Sulsel), serta Rudy Djamaluddin (PJ Walikota Makassar). Memasuki kamar para pengungsi, Nurdin Abdullah mendapati mereka tengah duduk di atas kasur masing-masing.
Di dalam ruangan tersebut, Ia berdiskusi dengan para pengungsi. Berselang 20 menit kemudian, Gubernur beranjak sambil membagikan santunan kepada setiap orang dalam kamar.
Para pengungsi korban gempa Sulbar ini diketahui berasal dari Pulau Jawa. Tepatnya di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Mereka dijadwalkan akan dipulangkan ke kampung halamannya besok.
“Itu (pengungsi. Red) berasal dari Jawa tengah dan Jawa timur. Besok kita akan siapin pesawat untuk mereka bisa kembali ke Surabaya, semua atas tanggungan Pemerintah Provinsi. Kalau mereka bisa kembali ke kampung bertemu dengan keluarga, mungkin trauma itu bisa terobati,” ucap Nurdin Abdullah di hadapan wartawan.
Para pengungsi tersebut, kata dia, punya rumah sendiri di kampungnya. Kebanyakan mereka merantau untuk mencari nafkah di Sulbar.
“Saya telah berdiskusi dengan saudara-saudara kita dari Mamuju, mereka sebenarnya punya rumah juga di Jawa timur dan Jawa Tengah. Insya Allah kita akan persiapkan pemberangkatan kembali ke Jawa Timur dan Jawa Tengah. Insya Allah besok paling lambat,” janji Nurdin.
Sementara itu Plt Kadinsos Sulsel, Gemala Faoza, mengatakan jika pengungsi masih berdatangan hingga hari ini. Ia menyampaikan, beberapa pengungsi juga telah pulang ke kampungnya secara mandiri.
“Untuk posisi sekarang, di sini, di Inang Maturu ada 76 orang. (Sudah berkurang. Red) karena sudah ada yang pulang ke Surabaya secara mandiri. Mereka menggunakan biaya sendiri. Di Asrama Sudiang juga ada 27 orang. Kita masih menunggu info kedatangan selanjutnya,” kata Gemala
Pengungsi dipindahkan ke kantor UPT Inang Matutu, yang sebelumnya di Kantor Dinas Sosial Sulsel, karena banyak pengungsi yang memiliki anak kecil. Diketahui, kantor UPT Inang Matutu merupakan tempat pembinaan anak-anak dari Dinas Sosial itu sendiri. Menurutnya, pemindahan lokasi tersebut dapat membantu kalangan pengungsi anak-anak untuk mengobati traumanya. Mereka bisa sekaligus memanfaatkan fasilitas mainan edukatif di sana.
“Khusus di sini, kami memindahkan pengungsi dari kantor (Dinsos. Red) ke sini. Karena kita melihat banyak pengungsi anak-anak yang masih trauma. Sementara di sini ada fasilitas yang lengkap. Ada permainan edukatifnya. Ada tim psikososial yang memberikan traumma healing baik kepada orang dewasa dan juga anak-anak. Mereka bisa bermain sambil belajar,” tutupnya.
Di tempat yang sama, Muhammad Rafiq (36) pengungsi asal Mamuju, mengaku sudah tiga hari berada di sana. Rafiq bersama istri dan dua orang anak. Ia seorang perantau dari Lamongan Jawa Timur yang berjualan Soto Ayam di Kota Mamuju, Sulbar.
“Saya tinggal di kota Mamuju dan merantau di sana. Rumah di sana masih ngontrak. Sudah tiga harian datang ke sini, yaitu pada gelombang pertama. Besok katanya kami dipulangkan. Itu gratis. Nanti saya kembali kesini (lagi) kalau sudah tenang,” kata Rafiq kepada Narasibaru.com di ruang pengungsian.
Saat kejadian, Rafiq berada di rumah kontrakannya bersama keluarga. Akibat gempa kemarin, rumah yang ia tempati mengalami retak-retak.
Penulis: Ihsan Ismail