NARASIBARU.com – Dinas Perpustakaan Kota Makassar mengunjungi perpustakaan SDN Negeri Borong Makassar, Kamis (18/2/2021). Mereka bertujuan menjalankan program Sentuh Pustaka di setiap sekolah. Dengan begitu, mereka bisa menjamin standar pelayanan perpustakaan sekolah dasar di Kota Makassar.
Tim yang ditugaskan terdiri dari Tulus Wulan Juni, Thamrin, Mursalim, Rezky Amelia Jumain, Muhammad Syaiful, serta Melati. Mereka terbagi enam kelompok dan masuk menjadi bagian dari proses akreditasi perpustakaan.
“(Program) Sentuh Pustaka ini ada 9 tahapan, yang dilakukan hari ini merupakan tahap awal. Tujuannya, untuk menjamin ke siswa bahwa perpustakaan yang dikunjungi memenuhi standar layanan perpustakaan,” jelas Tulus Wulan Juni di sela-sela kegiatan Sentuh Pustaka.
Pria yang akrab disapa Tulus itu melanjutkan, program ini awalnya hanya berupa bentuk pembinaan, termasuk bimbingan teknis (bimtek). Namun, Dinas Perpustakaan Kota Makassar turun langsung sejak beberapa tahun terakhir untuk memberikan penguatan.
Sentuh Pustaka pada tahun ini dimulai tanggal 15-25 Februari. Sudah ada 3 sekolah yang dikunjungi, yakni SDN Mangkura, SDN Mangkura 1 serta SDN Borong di Kecamatan Manggala. Ada 16 sekolah yang butuh penguatan sepanjang tahun 2020-2021. Program ini melibatkan mitra dari pustakawan, Kelompok Kerja Pustakaan Sekolah (KKPS), pegiat literasi, termasuk menggandeng penerbit.
“Mengapa tahun 2020-2021? Karena tahun lalu vakum akibat pandemi Covid-19, jadi sekarang diaktifkan kembali, disesuaikan dengan adaptasi kebiasaan baru,” tambahnya.
Ada 77 indikator, oleh perpustakaan SD, untuk memenuhi standar akreditasi. Kalaupun tidak bisa memenuhi seluruhnya, jangan sampai di bawah 10 persen. Kebanyakan kendala, kata Tulus, terdapat pada aspek infrastruktur yakni keterbatasan ruangan. Tapi bisa dicarikan solusi dengan pemanfaatan outdoor. Selain itu, aspek inovasi dan keunikan perpustakaan termasuk bagian dari penilaian.
Sebelum Tim turun, disarankan sekolah lakukan Sentuh Pustaka mandiri. Sedangkan untuk penyusunan borang, nanti didampingi oleh KKPS. Tulus menekankan, akreditasi bukan akhir, melainkan bagaimana kemanfaatan perpustakaan bagi pemustaka, terutama dukungan terhadap pembelajaran. Apalagi selama Pandemi anak-anak melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Selama pandemi yang mesti dilakukan adalah layanan melalui online, agar buku digital yang jadi koleksi perpustakaan bisa diakses melalui gawai anak-anak,” sarannya.
Sementara itu Saparuddin, Pustakawan SDN Borong, mengatakan bahwa perpustakaannya sekarang sudah berbasis digital. Perpustakaan Gerbang Ilmu yang ia kelola juga sudah memiliki nomor pokok perpustakaan (NPP). Meski begitu, kata dia, masih perlu dibuatkan SK tenaga perpustakaan dari Dinas Perpustakaan.
Di perpustakaan ini, nanti guru-guru membuat video-video pembelajaran di ruang multimedia. Selain itu, konsep perpustakaan akan dikembangkan berbarengan dengan program adiwiyata dan Kantin Pustaka. Selain ruang multimedia idealnya ada ruang baca, ruang koleksi, terdiri atas koleksi umum dan koleksi buku paket.
Di perpustakaan akan disediakan komputer bagi pengunjung, sehingga mereka hanya perlu menempelkan kode batang (barcode), termasuk pada kartu yang dimiliki oleh siswa.
Ketua KKPS Kota Makassar, Melati, mengatakan bahwa organisasinya ikut melakukan pendampingan, berupa teknis pengelolaan perpustakaan, penataan buku dan ruangan, serta asistensi untuk aplikasi Slim dan tenaga IT, yakni simulasi atau praktik di lokasi. Pihaknya ikut berkeliling ke-16 sekolah yang ikut akreditasi.
“Cara menyiasati keterbatasan ruangan, yakni dengan mendistribusikan buku paket ke kelas-kelas, sebagaimana dilakukan di sekolahnya,” ujarnya.
Kepala UPT SPF SD Negeri Borong, Dra Hj Hendriati Sabir, menyampaikan apresiasi atas dukungan Dinas Perpustakaan kepada sekolahnya. Ia berharap, Sentuh Pustaka jadi motivasi bagi sekolahnya untuk memberikan layanan yang lebih baik.
Penulis: Ihsan Ismail