NARASIBARU.com – Moh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto kini merangkul dr. Fadli Ananda untuk melawan Covid-19, yang merupakan lawan politik Wali Kota Makassar tersebut saat Pilkada 2020 lalu.
Fadli akan bergabung bersama para relawan dokter lainnya, dalam program Makassar Recover yang nantinya akan diluncurkan Danny Pomanto.
Dalam pemilihan Wali Kota kemarin, Fadli yang menjadi bendahara Banteng Muda Indonesia (BMI) PDIP Sulsel, merupakan salah satu calon. Ia berpasangan dengan Syamsu Rizal (Daeng Ical) dengan nomor urut 03.
Menurut DP, akronim Danny Pomanto, pertarungan politik telah berakhir. Ia memberi hormat atas ucapan selamat yang dilontarkan dr. Fadli usai pengumuman hasil perhitungan cepat, pada pilkada serentak lalu.
Usai bertemu dengan relawan dokter dan Pengurus Ilatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar, Danny mengajak untuk bersama-sama melawan Covid-19. Menurutnya, dr. Fadli merupakan city influencer milenial.
“Beliau juga pengabdi, praktisi, dan profesional di bidang kesehatan. Jadi bantuannya sangat dibutuhkan saat ini,” sambung DP di kediamannya, Jalan Amirullah, Makassar, Selasa (2/3/2021).
Sementara itu, dr. Fadli memberi apresiasi atas langkah Danny yang melibatkan para relawan dokter dari IDI Makassar. Kata Fadli, saatnya bersatu untuk membangun Kota Makassar tanpa ada perpecahan.
“Musuh bersama kita saat ini adalah Covid-19, karena menyangkut kesehatan, ekonomi, dan sosial. Kita lupakan kompetisi Pilkada lalu, saatnya bersama-sama membangun kota kita yang saat ini dipimpin Danny-Fatma,” tutur pemilik RSIA Ananda ini.
Diketahui, program Makassar Recover yang akan dilauncurkan Wali Kota nanti, akan mendatangkan alat GeNose buatan ahli dari Universitas Gajah Mada (UGM). Alat ini diklaim dapat mendukung proses skrining dan tracing kontak pasien positif Covid-19 di Makassar.
Program yang melibatkan ratusan relawan dokter dan tenaga medis se-Makassar ini, nantinya akan berbasis digital dengan teknologi kecerdasan buatan (artificial inteligence) karya putra daerah. “Program prioritas saya bersama Fatma setelah dilantik adalah bagaimana memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Setelah itu tuntas, kita beralih pada program lainnya,” tutup Danny.
Sampai saat ini, kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia memang masih belum teratasi sepenuhnya. Data terakhir dari statistik yang bisa diakses melalui situs GitHUb menyebutkan, kasus baru mencapai angka 7.997 per hari, pada akhir Februari 2021 lalu.
Penulis: Ihsan Ismail