NARASIBARU.com – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Makassar (UNM), menggelar unjuk rasa, Kamis (1/4/2021). Aksi tersebut dilakukan untuk menuntut pimpinan kampus, agar memberikan transparansi dalam pengelolaan anggaran lembaga kemahasiswaan.
Dalam keterangan yang diterima, BEM FE UNM menyatakan perguruan tinggi sebagai salah satu institusi negara, dalam penyelenggaran pendidikan, seharusnya menjadi pelopor keterbukaan informasi. Sesuai dengan UU Nomor 14 tahun 2018.
Tertulis dalam surat pernyataan sikap BEM FE UNM, “Dalam hal ini perguruan tinggi mampu menerapkan transparansi anggaran, mengingat anggaran dari sektor pendidikan berasal dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) atau uang kuliah tunggal (UKT) dan anggaran pendapatan belanja negara (APBN)”.
Humas BEM FE UNM, Dian Fadilla, menuturkan bahwa ada beberapa hal yang menjadi tuntutan para peserta aksi. Dana Lembaga Kemahasiswaan (LK), khususnya di Fakultas Ekonomi, tidak dicairkan karena persoalan administrasi pengurus lembaga yang tidak dilantik. Meski begitu, kata Dian, para peserta aksi mempertanyakan ke mana anggaran tersebut.
“Dana LK katanya yang tidak dilantik itu tetap tercatat, tidak digunakan jadi tidak ada pencairan, dan pencairan Dana LK untuk tahun ini, itu dipotong. Jadi teman-teman lembaga kemahasiswaan meminta untuk ditransparansikan terkait itu semua,” kata Dian saat dihubungi via gawainya.
“Kalau memang tidak diberikan, itu sebenarnya ke mana anggaran. Jadi butuh transparansi,” sambungnya.
Dian menambahkan, dana LK sangat dibutuhkan untuk menunjang segala kegiatan mahasiswa FE. “Bisa dibilang begitu, terlebih kegiatan tersebut untuk kepentingan seluruh mahasiswa FE. Tapi kami tidak persoalkan, yang kami minta cukup transparasikan saja”.
Selain itu, aksi unjuk rasa yang dilakukan di lapangan Fakultas Ekonomi UNM tersebut, juga menuntut pengadaan sekretariat Lembaga Kemahasiswaan. Sebab, salah satunya, yang bernaung pada Fakultas tersebut, belum juga diberikan ruang khusus untuk melancarkan administrasi.
“Ada sekretariat baru untuk sembilan prodi. Tapi ada satu yang nda dilantik, jadi teman-teman nda sepakat kalo yang satu ini tidak dapat. Supaya tidak ada diskriminasi,” katanya.
Hingga pada akhirnya pimpinan kampus menemui mereka untuk melakukan dialog terbuka. Peserta aksi kemudian dijanjikan akan diberi pemaparan, terkait pengelolaan anggaran secara transparan, pada rabu depan.
“Hadir tadi Dekan, Wakil Dekan II sama WD III. Hari rabu akan dipaparkan persoalan anggaran. Teman-teman minta untuk dikirimkan file-nya untuk dibahas. Karena teman-teman mau kaji lebih dulu namun tidak dikasih oleh pimpinan,” tutupnya.
Penulis: Ihsan Ismail