Bojonegoro, masteguh.id - Mas Teguh dorong produksi marning pakai alat pemanas agar hasil maksimal. Hal ini disampaikan Teguh Haryono saat berkunjung di produksi camilan marning Desa Gunungsari Kecamatan Baureno, Bojonegoro.
Saat musim penghujan produksi tidak bisa maksimal karena penjemuran jagung yang telah di rebus tersebut hanya mengandalkan panas matahari, sehingga jika musim hujan membuat produksi tidak pasti, tergantung cuaca.
Hal ini tentu merugikan para produsen camilan ini, perlu ada solusi untuk mengatasinya, salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi, yaitu bisa dengan membuat alat pemanas, sehingga kapasitas produksi tetap terjaga.
"Harus ada solusi bagi usaha kecil ini, agar produksi stabil, masalah yang dihadapi adalah pada proses pengeringan, maka harus pakai alat pengering seperti oven," ujar Mas Teguh.
Baca Juga: Berkunjung ke Kampung Nelayan Kabalan, Mas Teguh: Perlu ada Pembinaan Terhadap Nelayan Bengawan
Camilan marning yang renyah dan gurih ini menjadi favorit Mas Teguh sejak kecil, karena rasanya enak dan harganya juga terjangkau, ini dulu merupakan camilan masyarakat di desa.
"UMKM seperti mbah Ngatening ini harus disuport oleh pemerintah, ini adalah tulang punggung ekonomi kerakyatan, ada ribuan masyarakat yang mengantungkan hidup dari usaha ini," pungkas Mas Teguh.
Ngatening 70 tahun adalah salah satu perajin marning jagung, ia sudah merintis usaha camilan legendaris ini sejak empat tahun lalu, saat musim kemarau dimana kondisi panas stabil, ia bisa produksi hinga 15 Kg - 25 Kg, tapi saat musim hujan produksi tidak pasti.
Baca Juga: Mas Teguh Dengarkan Curhat Perajin Tahu Ledok Kulon, Bojonegoro
"Nek pas tigo niku lumayan mas iso 15 kilo sampek 25 kilo, nek musim udan ora pasti, (Kalau musim kemarau lumayan mas, bisa 15 Kg - 25 Kg, tapi kalau musim hujan tidak pasti)," ungkap Mbah Ngatening.
Untuk bahan baku jagung mentah sangat melimpah, namun harganya naik turun, untuk saat ini Rp. 6000 / Kg. Harga ini cukup tinggi, ia berharap harga segera turun.
Untuk harga marning produksinya ini ia jual Rp. 5000 per bungkus. Ia jual di sekitar Baureno dan Babat. Meski keuntungannya kecil namun sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. (Red)
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: radarbojonegoro.jawapos.com
Artikel Terkait
LAGI! Anak SMA Yatim Piatu Meninggal Dianiaya Polisi, Dituduh Narkoba, Keluarga: Merokok Saja Tidak Pernah
MIRIS! Salah Tangkap di Grobogan: Kusyanto Tak Bisa Lagi Cari Nafkah, Polisi Hanya Minta Maaf
Terungkap! Vila-Vila Milik Jenderal di Puncak Bikin Parah Banjir di Jakarta dan Sekitarnya, Siapa Pemiliknya?
Blusukan Gibran ke Lokasi Banjir di Bekasi Tuai Kritik, Dinilai Tak Bawa Solusi: Pencitraan Wapres Gak Guna!