PT ITSS Produksi Apa ? Simak Kronologi dan Profil PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel Morowali: Siang Tadi Meledak dan Tewaskan 13 Pekerjanya

- Minggu, 24 Desember 2023 | 17:00 WIB
PT ITSS Produksi Apa ? Simak Kronologi dan Profil PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel Morowali: Siang Tadi Meledak dan Tewaskan  13 Pekerjanya

NARASIBARU.COM - Keberadaan PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) semakin menjadi sorotan, terutama setelah kejadian tragis yang melibatkan beberapa pekerja yang menyebabkan sejumlah korban jiwa dan luka-luka.

ITSS merupakan bagian dari kelompok perusahaan Tsingshan, yang berkantor pusat di China, dan beroperasi di Kawasan Industri Morowali bersama dengan PT. GCNS, PT. IRNC, dan PT. TSI.

Baca Juga: Ucapan Natal untuk Atasan dan Rekan Kerja: Mengirim Pesan Kasih dan Sukacita

Didirikan di Wenzhou pada tahun 1980an, pabrik smelter nikel dan stainless steel ini memiliki tujuan besar dalam produksi dan peleburan baja tahan karat.

Saat ini, Dewan Direksi Industri Tsingshan berkantor pusat di Shanghai dan Wenzhou, mengelola empat grup perusahaan utama, termasuk Tsingshan Holding Group Co., Ltd., Shanghai Decent Investment (Group) Co., Ltd., Tsingtuo Group Co., Ltd., dan Eternal Tsingshan Group Co., Ltd., beserta lebih dari 100 anak perusahaan.

Tidak hanya berfokus di Indonesia, Grup Tsingshan juga berinvestasi di berbagai negara seperti Singapura, India, Amerika Serikat, dan lainnya, dengan mengelola lebih dari 15 anak perusahaan dan kantor perwakilan di seluruh dunia.

Baca Juga: OnePlus 12R Siap Beraksi: Spesifikasi Unggulan dan Tanggal Peluncuran

Proyek terbesar ITSS berlokasi di Kawasan Industri Morowali Indonesia, dengan rencana luas lebih dari 2.000 hektar.

Dalam naungan Grup Tsingshan, ITSS bergabung dengan sejumlah perusahaan seperti PT. Taman Industri Indonesia Morowali (IMIP), PT. Sulawesi Mining Investment Indonesia (SMI), PT. Guangqing Nickel Corporations Indonesia (GCNS), PT. Indonesia Ruipu Nichrome (IRNC), PT. Tsingshan Steel Indonesia (TSI), dan PT. Dexin Baja Indonesia (DSI).

Baca Juga: Temukan Keunggulan Moto G34: Layar 120Hz dan Performa Snapdragon 695

Selain proyek Hengjia dengan kapasitas produksi feronikel 150.000 ton per tahun dan proyek DSI yang sedang dibangun dengan kapasitas produksi baja 3,5 juta ton per tahun, kawasan ini membentuk rantai industri pertama di dunia yang menghubungkan berbagai tahapan, mulai dari pertambangan, peleburan nikel-kromium-besi, peleburan baja tahan karat, pengerolan panas, pencucian dan anil asam, pengerolan dingin, hingga pemrosesan hilir.

Selain itu, berbagai proyek lain seperti pembangkit listrik tenaga panas, piroelektrik, kokas, semi kokas, pembuatan asam, ferrosilikon, silikomangan, dan dermaga logistik juga tersedia di kawasan ini.

Dengan kapasitas pembangkit listrik terpasang lebih dari 2.000MW, produksi feronikel mencapai 1,8 juta ton, produksi ferrochromium sebanyak 300.000 ton, pembuatan baja mencapai 3 juta ton, dan kapasitas hot rolling sebesar 3 juta ton, bisnis di Indonesia menjadi salah satu yang terbesar bagi Grup Tsingshan.

Baca Juga: Terbaru! 40 Ucapan Selamat Natal 2023 untuk Keluarga, Sahabat, Pacar, dan Bos

Halaman:

Editor: Fauzi Rony

Tags

Rekomendasi

Terpopuler

Terkini

x

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: indonewstoday.com

Komentar

Terpopuler