Gunung Lewotobi Laki-laki, NTT, Dua Kali Letusan Sehari Gegerkan Masyarakat: Peringatan Siaga III Ditetapkan

NARASIBARU.COM- Pada pagi hari Minggu, tanggal 7 Januari 2024, Gunung Lewotobi Laki-laki menggegerkan masyarakat dengan meletus dua kali dalam satu hari. Erupsi pertama tercatat pada pukul 09.53 WITA, diikuti oleh yang kedua pada pukul 10.12 WITA.

Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki melaporkan bahwa erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum mencapai 47.3 mm.

Durasi erupsi pertama mencapai 3 menit 43 detik, sedangkan erupsi kedua berlangsung selama lebih kurang 5 menit 3 detik. Meskipun tinggi kolom abu pada erupsi kedua tidak teramati, peristiwa ini tetap menarik perhatian. 

Baca Juga: Segini Santunan Disalurkan Jasa Raharja Kepada Keluarga Korban Kecelakaan Kereta Api Turangga vs Commuter Line Bandung Raya

Herman Yosef Mboro, petugas PGA Lewotobi Laki-laki, dalam keterangannya pada Minggu (7/1/2024), menegaskan bahwa aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki saat ini berada pada tingkat siaga III. Warga yang tinggal di sekitar gunung diminta untuk meningkatkan kewaspadaan mereka.

"Di dalam radius 3 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan, warga diminta untuk tidak melakukan aktivitas apa pun," ujar Herman.

Lebih lanjut, Herman menambahkan bahwa warga juga sebaiknya tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer arah barat laut utara dan selatan-tenggara dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

"Masyarakat diharapkan untuk tetap tenang, mengikuti arahan Pemerintah Daerah, dan tidak percaya pada isu-isu yang tidak jelas sumbernya," tambah Herman.

Peristiwa erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, NTT, ini memunculkan kekhawatiran dan perhatian luas, menuntut tindakan pencegahan dan pemantauan yang lebih intensif dari otoritas terkait. 

Baca Juga: Kebakaran Hanguskan 30 Unit Kontrakan dan 11 Rumah di Tambora, Jakarta Barat: Satu Petugas Damkar Terluka

Situasi terus diupdate secara real-time untuk memberikan informasi terkini kepada masyarakat dan pihak berwenang.***