Pelajar asal Kelurahan Sutojayan, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar harus menyerah akibat luka dalam pasca dikeroyok.
Kabar duka itu disampaikan langsung Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Febby Pahlevi Rizal.
Dia mengakui pelajar SMP di salah satu di Kecamatan Sutojayan itu meninggal pada Minggu pagi (7/1) sekitar pukul 05.00.
"Benar (meninggal,red). Mari kita doakan semoga husnul khotimah," kata perwira dengan pangkat tiga balok di pundaknya ini.
Bocah yang juga santri di Pondok Pesantren Tahsinum Akhlaq, Lingkungan Brubuh, Kelurahan Kalipang, Kecamatan Sutojayan itu sebelumnya mendapatkan perawatan intensif di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
Di ruang ICU itu korban sempat koma alias tak sadarkan diri pasca dikeroyok sesama santri.
Meski sempat mendapatkan perawatan intensif, nyawanya tetap tak tertolong.
Diduga luka dalam di sekujur tubu utamanya di kepala menjadi penyebab nyawanya melayang.
AKP Febby mengatakan pasca menerima laporan pihaknya langsung tancap gas.
Sejumlah saksi dimintai keterangan. Sejauh ini sudah ada 21 saksi yang dimintai keterangan.
Saksi itu di antaranya dari keluarga korban, pengurus pondok hingga para rekan sesama santri.
Febby belum bisa memberikan keterangan lebih banyak. Karena saat ini kasus masih terus diusut.
Pihaknya sangat berhati-hati mengusut. Karena kasus itu melibatkan anak di bawah umur. "Terus didalami," katanya.
Sementara itu, Kepala Sub Bagian atau Kasubag TU Kementerian Agama (kemenag) Kabupaten Blitar Syaikhul Munib juga sudah mendengar kabar jika MA meninggal dunia.
.
Korban sempat dinyatakan koma sejak Rabu (03/1). Pasca meninggal korban menjalani visum et reportum untuk mengetahui penyebab kematian.
Pihak kemenag sendiri menyerahkan sepenuhnya kasus itu ke polisi.
Bahkan kemenag juga siap koordinasikan dengan pondok pesantren.
Seperti diketahui, kasus pengeroyokan terjadi di Kabupaten Blitar.
Seorang santri dikeroyok hanya karena dituduh mencuri uang.
Informasi yang dihimpun NARASIBARU.COM menyebutkan pengeroyokan itu terjadi di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.
Kasusnya terjadi pada Rabu (03/1) dan dilaporkan tak lama setelah kejadian.
Korbannya MA (14) yang juga pelajar di salah satu SMP setempat dan mondok di pesantren.
Nah, penganiayaan berawal ketika Selasa (02/1) para santri pondok mulai masuk seperti biasa.
Itu setelah sebelumnya libur panjang. Pada pukul 22.00 para santri istirahat malam.
Nah sejam kemudiam terjadilah aksi dugaan pengeroyokan.
Korban dituduh mencuri uang milik sesama santri. Akibatnya korban sempat pingsan tak sadarkan diri.
Akhirnya oleh dua temannya dibawa ke rumah sakit terdekat. Tetapi oleh dokter tidak berani menerima karena tidak ada yang bertanggungjawab.
Akhirnya tak lama kemudian, pihak pengurus pondok menghubungi keluarga korban. Keesokan harinya, keluaega korban tak terima dan melaporkan ke Polsek Lodoyo Timur.
Akhirnya tak lama kemudian, pihak pengurus pondok menghubungi keluarga korban. Keesokan harinya, keluaega korban tak terima dan melaporkan ke Polsek Lodoyo Timur.
Kasus kini ditangani unit PPA Polres Blitar. Sementara korban dirujuk ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
Untuk diketahui, sebelum pengeroyokan dilakukan mediasi oleh pengurus. Itu terjadi pada 19 Desember 2023 lalu.
Untuk diketahui, sebelum pengeroyokan dilakukan mediasi oleh pengurus. Itu terjadi pada 19 Desember 2023 lalu.
Tetapi entah apa penyebab, meski sudah dimediasi korban malah dikeroyok pada hari masuk pertama pondok pada awal Januari.
Reporter Abdul Aziz Wahyudi
Editor Achmad Saichu
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: koranmemo.com
Artikel Terkait
GEGER! Mahasiswa di Sumsel Tembak Mati Ibu Kandung
LAGI! Puluhan Siswa SMA Keracunan Massal Usai Santap Makan Bergizi Gratis di Cianjur
Terbongkarnya Dugaan Pelecehan Santri di Lombok Gegara Viral Walid Bidaah
Kadis Perindag Sumut Dinonaktifkan Usai Cemarkan Nama Baik Bobby Nasution