Kampanye di Nifukani, VBL Sebut PJ. Gubernur Tidak Ada Kemampuan Bergerak dan Ada Anggota DPR Yang Tidak Ada Hati

- Senin, 08 Januari 2024 | 18:30 WIB
Kampanye di Nifukani, VBL Sebut  PJ. Gubernur Tidak Ada Kemampuan Bergerak dan Ada Anggota DPR Yang Tidak Ada Hati

NARASIBARU.COM - Mantan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) menyebut ada anggota Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR yang tidak ada otak dan tidak ada hati. Ia mengajak masyarakat untuk tidak lagi memilih Calon Anggota DPR demikian, karena kalau jadi DPR, tidak akan melakukan sesuatu untuk membangun masyarakat NTT. Duduk saja di gedung DPR tanpa berbuat banyak untuk masyarakat.

Demikian disampaikan VBL saat kampanye terbuka Calon Anggota DPR RI di desa Nifukani Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Pada Sabtu, 06/01/ 2024.

"Ada (DPR RI, red) yang kita pilih tapi otaknya tidak ada, apalagi di DPR RI. DPR RI itu besar, disana ada 580 orang. Duduk saja liat itu ruangan, kalau tidak terbiasa sudah takut. 580 orang yang pintar-pintar hebat semua ada disana. Kalau kita pilih orang yang dia'am kak' (menanganga, red) disana dan 5 tahun kembali lagi," ujar VBL.

Baca Juga: 4 Interior Ala Jepang Wabi Sabi: Cara Estetik Untuk Hunian Tetap Sederhana

Politisi Nasdem itu menjelaskan, selain tidak ada otak juga ada DPR yang tidak punya hati.

" Pilih salah orang yang hatinya tidak ada, dia makan sendiri dan dia tidak perna datang lagi. Karena NTT adalah tempat yang orang tidak suka datang. Mereka suka hanya datang ambil suara, habis itu dia tidak mau datang lagi. Kecuali bapa mama punya orang yang hatinya ada," jelasnya lagi meyakinkan.

Baca Juga: Bagi Kalian Yang Punya Kendaraan Mewah Wajib Tahu ini! Pintu Garansi Besi Lipat Melindungi Kendaraan Dari Cengkraman Maling

Menurut Laiskodat, NTT miskin karena masyarakat memilih pemimpin yang tidak ada otak dan tidak ada hati untuk memikirkan kesejahteraan masyarakat.

"Sehingga kita dari tahun ke tahun kenapa miskin terus: jalan tidak ada, air tidak ada, pendidikan tidak jalan, karena kita punya pemimpin otaknya tidak ada," kritiknya.

Baca Juga: 4 Tips Menerapkan Desain Wabi Sabi di Rumah: Baik-baik saja dengan ketidaksempurnaan

Dirinya menjelaskan, Pemilu itu lima tahun sekali untuk memilih para pemimpin yang tepat, sehingga masyarakat harus memanfaatkan kesempatan untuk memilih secara bijak.

"Pemilu itu 5 tahun dan kalau salah pilih kita tunggu 5 tahun. Menyapa NTT dari tahun ke tahun susah, karena kita terlalu anggap reme cara pilih. Kita hanya mau menyenangkan kotong pung (Kita Punya, red) diri. Orang datang kasih uang omong-omong senang. Kita su pilih itu orang dan dia pergi tidak datang lagi. Kenapa? Karena dia sudah bayar lunas. Dia sudah bagi uang bapa mama sudah pilih abis dia tidak punya beban," ungkapnya.

Baca Juga: 7 Karakter Rumah Modern Ala Jepang yang Nyaman & Menenangkan

Ia mengajak masyarakat tidak salah memilih orang yang hatinya tidak ada, karena NTT adalah tempat yang orang tidak suka datangi.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: galerisumba.com

Komentar