KUPANG, NARASIBARU.COM-Sistem tekanan rendah terpantau di sekitar Laut Timor, tenggara NTT, atau Australia bagian utara. Aktifnya Monsoon trough mengakibatkan aktivitas konevktif yang meningkat di sekitar wilayah suspect area yang telah terpantau sejak beberapa hari terakhir.
"Dari citra satelit Himawari-9 kanal Enhanced-IR menunjukkan aktivitas konvektif yang signifikan terutama di Laut Timor dan Australia bagian utara Teluk Joseph Bonaparte," ungkap Senior Climate Forecaster NTT, Hamdan Nurdin, kepada media ini Jumat (12/1).
Berdasarkan analisis angin perlapisan sudah terlihat adanya sirkulasi angin di lapisan permukaan, namun demikian masih terlihat cukup lemah. Sementara di lapisan menengah sirkulasi angin lebih melebar ke arah tenggara.
Kecepatan angin maksimum sistem ini berada pada kisaran 10-15 knot dengan pusat sirkulasi berada di sekitar 12.0°LS 127°BT.
Tekanan pada suspect area berada pada kisaran 1005 hPa. Kondisi lingkungan masih bervariasi, vortisitas lapisan bawah yang menguat, berada di perairan hangat (25-30°C), dan kelembaban yang tinggi. Namun demikian suspect area mempunyai vertical shear yang cukup kuat (20-25 knots).
"Berdasarkan model NWP menunjukkan adanya peningkatan intensitas terutama di hari Sabtu, 13 Januari ( 48 jam) ditandai dengan menguatnya suplai angin dari barat laut menuju sistem, menguatnya sirkulasi sehingga berpotensi tumbuh menjadi bibit siklon tropis dengan kecepatan angin maksimum mencapai 15-20 knot," ungkapnya.
Sistem ini diperkirakan bergerak ke arah tenggara menuju daratan Australia bagian utara dengan peningkatan mulai signifikan diperkirakan pada hari Senin 15 Januari ( 96 jam) dengan terpantaunya kecepatan angin maksimum mencapai 35 knot di barat laut sistem (belum mencapai intensitas siklon tropis).
"Suspect Area 1 di Laut Timor memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di Indonesia dalam 24 jam kedepan berupa Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah NTT, Maluku, dan Sulawesi Tenggara. Gelombang dengan ketinggian 1.25-2.5 m (moderate sea) di Perairan selatan Sumba - Sawu, Kupang-Rote dan Samudera Hindia Selatan NTT," jelasnya.
Suspect Area 3 Teluk Carpentaria Australia Sistem tekanan rendah ketiga terpantau berada di Teluk Carpentaria. Pusat sistem diperkirakan di kisaran 12.0°LS 137.0°BT.
Dari citra satelit Himawari-9 kanal Enhanced-IR menunjukkan aktivitas konvektif terutama di Teluk Carpentaria.
Aktivitas konvektif masih menyebar dan belum terorganisir dengan baik, dari angin perlapisan menunjukkan pada sirkulasi pada lapisan permukaan masih belum kuat, terpantau kecepatan angin maksimum pada kisaran 10 knot, demikian juga dengan lapisan menengah.
Sementara tekanan berada pada kisaran 1003 hPa serta vertical shear dalam kategori lemah (10-15 knots).
Beberapa kondisi lingkungan menunjukkan belum memberikan support yang maksimal seperti vortisitas lemah di lapisan bawah hingga menengah (850-700 hPa).
Berdasarkan model NWP kemungkinan besar sistem akan bergerak lambat di Teluk Carpentaria hingga hari minggu, 14 Januari 2023 ( 72 jam) dengan kecepatan angin terpantau pada kisaran 15-20 knot. Pergerakan diperkirakan ke arah timur menuju Semenanjung Cape York dan Laut Coral.
"Suspect Area 3 di Teluk Carpentaria memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di Indonesia dalam 24 jam kedepan berupa Gelombang dengan ketinggian 1.25-2.5 m (moderate sea) di Laut Flores, Laut Banda, Perairan Sermata, Tanimbar dan Laut Arafuru," pungkasnya. (r1)
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: kupangnews.com
Artikel Terkait
LAGI! Anak SMA Yatim Piatu Meninggal Dianiaya Polisi, Dituduh Narkoba, Keluarga: Merokok Saja Tidak Pernah
MIRIS! Salah Tangkap di Grobogan: Kusyanto Tak Bisa Lagi Cari Nafkah, Polisi Hanya Minta Maaf
Terungkap! Vila-Vila Milik Jenderal di Puncak Bikin Parah Banjir di Jakarta dan Sekitarnya, Siapa Pemiliknya?
Blusukan Gibran ke Lokasi Banjir di Bekasi Tuai Kritik, Dinilai Tak Bawa Solusi: Pencitraan Wapres Gak Guna!