Mengenal Sosok Radin Inten II: Pahlawan Lampung yang Wafat di Usia Muda, Namanya Diabadikan dalam 2 Bangunan Terkenal

- Selasa, 23 Januari 2024 | 12:30 WIB
Mengenal Sosok Radin Inten II: Pahlawan Lampung yang Wafat di Usia Muda, Namanya Diabadikan dalam 2 Bangunan Terkenal

NARASIBARU.COM – Sosok Radin Inten II merupakan pahlawan nasional asal Provinsi Lampung yang melawan kolonialisme Belanda dan berperan besar pada abad ke-19.

Menurut sejarah, Radin Inten II merupakan putra dari Raden Imba II atau cucu dari Radin Inten I serta masih memiliki garis keturunan dengan Fatahilah atau Sunan Gunung Jati.

Radin Inten II lahir pada 1 Januari 1834 di Desa Kuripan Marga Dantara ketika ayahnya ditangkap dan diasingkan oleh Belanda ke Pulau Timor karena memimpin perlawanan bersenjata.

Penangkapan tersebut menyebabkan pemerintahan Lampung mengalami kekosongan kemudian dijalankan oleh seorang Mangkubumi hingga Radin Inten II dewasa dan siap memimpin pemerintahan.

Baca Juga: POPULER HARI INI! Pembangunan Pelabuhan Baru, Pencairan Bansos BPNT 2024, hingga Hasil Pemekaran Wilayah

Setelah dinobatkan dan menyandang gelar Ratu pemimpin Keratuan Darah Putih, Radin Inten II memimpin Lampung Selatan bersama beberapa tokoh seperti H. Wakhia, Singa Beranta, dan Marga Rajabasa untuk melawan Belanda dan menyerang pos-pos militer.

Sosok yang dimuliakan oleh masyarakat Lampung ini menjadi pemimpin muda pada 1850 sebagaimana disumpah oleh H. Wakhia dan dinobatkan menjadi Ratu Lampung di usia 16 tahun.

Melansir laman Kemdikbud, Radin Inten II sempat dibujuk Belanda untuk disekolahkan, namun beliau menolak sehingga pihak penjajah marah dan tidak suka pada Radin Intan II.

Setelah resmi memimpin, Radin Inten II memperkuat pertahanan dengan membangun benteng-benteng baru. Kabarnya, masyarakat di bagian tenggara Lampung sempat hidup tentram selama 15 tahun namun terjadi kerusuhan kembali.

Baca Juga: Gibran Sebut Nama Desa Wisata Nomor Satu di Indonesia saat Debat Cawapres, Intip Seperti Apa Desa Ketapanrame di Mojokerto?

Akibat hasutan Belanda, beberapa wilayah di Lampung menyatakan bersedia membantu penjajah dan terjadi perang saudara. Dalam perang ini, Radin Inten II bertempur melawan masyarakat yang sudah pro kepada Belanda dan menjadikan kawasan mereka sebagai daerah terasing.

Pada 1851, Belanda kembali menyerang secara besar-besaran dibawah kepemimpinan Kapten Yuch untuk merebut benteng Radin Inten II di Merambung.

Awalnya, penyerangan pasukan Belanda gagal dan khawatir perlawanan Radin Inten II bersama masyarakat Lampung akan meluas dan membangkitkan perlawanan di daerah Banten dan sekitarnya.

Maka dari itu, Belanda menjalankan aksi licik dengan memengaruhi bawahan Radin Inten II yakni Radin Ngerapat untuk menyerbu pasukan Radin Inten II hingga terjadi pertempuran besar.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: lampungnesia.com

Komentar