Oleh: Ferdinandus Taka Dewa
NARASIBARU.COM -Desa Tanambanas, Kecamatan Umbu Ratunggay, perbatasan antara Kabupaten Sumba Timur dan Sumba Tengah, telah lama menjadi saksi bisu dari krisis air bersih.
Sejak tahun 1996 hingga 2021, masyarakat setempat telah berjuang melawan kekeringan yang tak kenal lelah.
Ironisnya, dalam zaman di mana teknologi dan kemajuan infrastruktur semakin berkembang, Tanambanas masih terjebak dalam keterbatasan air bersih yang menghimpit.
Bayangkan, untuk mendapatkan air bersih, warga desa harus berjalan kaki melewati jarak 10-12 kilometer menuju sumur terdekat.
Bagi sebagian dari kita yang hidup dalam kenyamanan dan kemudahan akses, mungkin sulit untuk memahami betapa beratnya perjalanan tersebut.
Namun bagi mereka, itu adalah kenyataan pahit yang harus dihadapi setiap hari, terutama di musim kemarau yang melanda.
Saat musim kemarau tiba, upaya mencari sumber air baru semakin menjadi-jadi. Warga harus menggali lubang-lubang kecil di tepi sungai, meskipun hasilnya seringkali hanya rembesan air yang minim.
Meski demikian, mereka bersyukur atas setiap tetes air yang berhasil mereka peroleh, kendati harus menunggu berjam-jam lamanya hingga lubang galian terisi cukup untuk dibawa pulang.
Coba kita bayangkan, betapa melelahkannya perjalanan pulang ketika tiba di rumah pada pukul 10 malam setelah seharian berjuang mencari air.
Situasi semakin rumit dengan harga air bersih yang dijual oleh mobil tangki, mencapai 500.000 rupiah per tangki. Angka ini jelas tak terjangkau bagi sebagian besar penduduk desa.
Sebagai gantinya, mereka terpaksa membeli air dengan harga yang lebih terjangkau, meskipun kuantitasnya terbatas.
Harga satu drum bekas aspal seharga 10.000 rupiah mungkin terdengar murah, namun bagi mereka, itu adalah harga yang mahal untuk sebuah kebutuhan pokok.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: galerisumba.com
Artikel Terkait
GEGER! Mahasiswa di Sumsel Tembak Mati Ibu Kandung
LAGI! Puluhan Siswa SMA Keracunan Massal Usai Santap Makan Bergizi Gratis di Cianjur
Terbongkarnya Dugaan Pelecehan Santri di Lombok Gegara Viral Walid Bidaah
Kadis Perindag Sumut Dinonaktifkan Usai Cemarkan Nama Baik Bobby Nasution