Dari Awas Menjadi Siaga, Inilah Status Aktivitas Terkini Gunung Lewotobi NTT

- Selasa, 30 Januari 2024 | 19:30 WIB
Dari Awas Menjadi Siaga, Inilah Status Aktivitas Terkini Gunung Lewotobi NTT

Berita Daerah - Pantauan aktivitas Gunung Lewotobi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan status Gunung Api Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dari level IV (awas) ke level III (siaga).

Penurunan status itu tertuang dalam surat nomor 142.Lap/GL.03/BGV/ 2024 yang dikeluarkan PVMBG pada Senin (29/1) ini.

"Menyampaikan penurunan tingkat aktivitas G. Lewotobi Laki-laki dari level IV (awas) ke level III (siaga), terhitung mulai 29 Januari 2024 pukul 12.00 Wita. Rekomendasi radius bahaya 4 km dari pusat erupsi, sektoral 5 km arah utara timur laut, dan 6 km pada sektor timur laut," demikian pernyataan PPGA Lewotobi.

Baca Juga: Musuh Jadi Cinta, 3 Pasang Zodiak Ini Awalnya Musuhan, Apakah Kamu Salah Satunya?

Ketua PPGA Lewotobi Herman Yosef menjelaskan letusan gunung sudah mulai berkurang. Frekuensi gempa juga sudah menurun.

"Kegempaan, dari letusan-letusan sudah mulai berkurang, aktivitasnya sudah mulai menurun sehingga diturunkan statusnya," kata Herman seperti di lansir dari laman CNNIndonesia.com.

Dikutip dari Antara, Kepala PVMBG Hendra Gunawan menuturkan awan panas guguran memang masih terjadi.

Baca Juga: Musuh Jadi Cinta, 3 Pasang Zodiak Ini Awalnya Musuhan, Apakah Kamu Salah Satunya?

Namun, dengan jarak luncur rata-rata satu kilometer (km) dan maksimal dua km dari pusat erupsi.

Selanjutnya, gempa-gempa pada periode itu didominasi oleh gempa permukaan yang menandakan magma sudah mencapai permukaan dan sebagian keluar dari kawah.

Terekamnya gempa hybrid menunjukkan terjadinya pertumbuhan kubah lava dengan laju rendah.

Selain itu penurunan intensitas gempa vulkanik dalam dari periode sebelumnya mengindikasikan penurunan suplai magma.

Gempa hembusan dan tinggi kolom asap juga mengalami penurunan, demikian pula dengan gempa low frequency sehingga pergerakan magma ke permukaan juga turun.

"Jumlah gempa erupsi menurun dari 15-25 kejadian setiap hari, saat ini tiga sampai lima kejadian setiap hari, dan gempa tremor tidak terekam sejak 24 Januari 2024," kata Hendra.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: suaraburuh.com

Komentar