BISNIS PEKANBARU - Nama Datin Vivy Yusof tentu sudah sangat familiar bagi para pecinta fesyen di Asia. Dia adalah salah satu pendiri FashionValet dan The dUCk Group. FashionValet lahir pada tahun 2010 ketika belanja pakaian online masih merupakan hal baru.
Dari rencana bisnis yang ditulis di atas serbet, FashionValet berkembang menjadi perusahaan e-commerce bernilai jutaan dolar dengan lebih dari 13 toko fisik di Malaysia dan Singapura, menampilkan lebih dari 500 merek lokal secara online, termasuk merek fesyen sederhana milik grup tersebut. bebek dan Lilit.
Perjalanan Datin Vivi Yusof menjadi salah satu pengusaha Malaysia paling sukses dimulai dengan blog pribadinya, Proudduck, yang ia mulai saat masih kuliah.
Baca Juga: Waspadai Sindrom Sunday Scaries pada Karyawan Anda, Lakukan 7 Langkah Ini Agar Produktivitas Kantor Tetap Terjaga
Blog ini menawarkan konten tentang kehidupan, pemikiran, dan minat fesyennya. Blog tersebut ternyata mendapatkan banyak pengikut dan berkontribusi terhadap pertumbuhan pesat perusahaan ritel fesyen e-commerce yang ia dirikan bersama pacarnya (sekarang suaminya) Dato’ Fadzarudin Anuar.
Label dUCk Vivy, yang awalnya berfokus pada syal dan kemudian memperluas penawarannya hingga mencakup aksesori, tas, kosmetik, dan perawatan tubuh, menarik banyak pengikut, sebagian karena popularitasnya.
Melalui berbagai investasi, termasuk RM1 juta yang diperoleh dari acara reality TV Make the Pitch, pasangan ini mengalihkan bisnis mereka dari platform digital ke toko fisik di mal-mal terkemuka. Mereka selanjutnya memperluas kehadirannya ke Singapura, Indonesia dan Brunei.
Baca Juga: Rahasia Rambut Indah dengan Ekstensi! Ini Beberapa Tips untuk Tampil Menawan Ala Gadis India
Jiwa entrepreuner Vivy sudah muncul saat ia masih berusia 9 tahun. Saat itu dia menulis sebuah buku dan menyewakannya kepada teman-temannya seharga 50 sen.
Berkembang dari blogger papan atas menjadi bintang media sosial, Vivy membintangi serial reality TV-nya, Love, Vivy, rutin membuat vlog di YouTube, dan menulis buku terlarisnya, Dekade Pertama: Perjalanan Saya dari Blogger hingga Pengusaha.
Dengan 1,8 juta pengikut Instagram dan 247.000 pelanggan Youtube, Lulusan hukum dari London School of Economics (LSE) telah menjadi kesayangan media sosial.
Popularitasnya tidak diragukan lagi terbantu oleh fakta bahwa dia tidak pernah malu untuk berbicara tentang perjalanannya, baik kemunduran maupun keberhasilannya, yang sebagian besar diceritakan dalam bukunya.
Baca Juga: 8 Langkah Jitu Membuat Bisnis Kecil Anda Melesat Cepat Menjadi Lebih Besar dan Kompetitif
Perjalanan kewirausahaan Vivy sebagian besar terinspirasi oleh kisah-kisah para pemimpin bisnis ternama, mulai dari petinggi Starbucks Howard Schultz dan Bob Iger dari The Walt Disney Company hingga ayahnya sendiri, Dato’ Dr Yusof Jusoh, yang menjadi wirausaha di usia 40-an.
“Ayah saya selalu mengatakan kepada saya, saat kamu mencapai titik di mana kamu merasa nyaman, itu berarti kematian segalanya', dan saya setuju dengannya,” kata wanita kelahiran lahir 11 Desember 1987 ini.
“Saya pikir wirausahawan harus mempunyai energi untuk merasa tidak nyaman, untuk bekerja seolah-olah ini adalah Hari Pertama,” tambahnya.
“Maka Anda harus terus mengusahakannya; kamu tidak boleh berpikir bahwa kamu adalah 'segalanya' karena kapan saja, jika Tuhan ingin mengambilnya, Dia dapat mengambilnya.”
Baca Juga: Bikin Harum Nama Riau, Kerupuk Lomang Balado Asal Kampar Jadi Juara Kuliner Bangga Buatan Indonesia 2023
“Sekarang kami telah meningkatkannya beberapa tahun kemudian, tentu saja dinamika tim berbeda,” kata Vivy.
Menurutnya, fase startup menyenangkan namun menantang, karena melibatkan pertumbuhan bisnis dari awal. Sekarang, dinamikanya lebih terstruktur dan tidak seperti sebuah keluarga.
“Sebagai seorang pemimpin, saya juga belajar menetapkan batasan dalam tim. Saya mengerti bahwa tidak semua orang ingin bergaul dengan bos atau meminta bos mengikuti mereka di Instagram. Ini adalah era yang berbeda bagi saya, dan saya mulai menerimanya."
Baca Juga: WADUH! Harga Uranium Mencapai Level Tertinggi Sepanjang Hampir 17 Tahun
Saya bersyukur telah mengalami kedua sisi tersebut, dan sekarang saya harus menulis era baru ini sebaik mungkin,” ujar wanita yang dinobatkan sebagai influencer paling berpengaruh di Asia 2023 ini.
Ketika ditanya tentang semakin besarnya peluang bagi perempuan dalam angkatan kerja, Vivy berpendapat bahwa sangat melegakan bahwa perempuan akhirnya mendapatkan kesempatan kerja, sekaligus mengingatkan kita untuk tidak salah mengartikan hal tersebut.
“Saya pikir sangat bagus bahwa lebih banyak pengakuan diberikan kepada perempuan—bukan untuk menjadi lebih unggul dari siapa pun, tetapi untuk mendapatkan lebih banyak peluang.”
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bisnispekanbaru.com
Artikel Terkait
Gibran Ngoceh Soal Bonus Demografi, Rocky Gerung: Dia Keliru Karena Memang Sebetulnya Dia Sendiri Tidak Paham!
Kritik Pidato Monolog Wapres, Pakar UGM: Gibran Tak Mengerti Masalah Hilirisasi, Dia Enggak Paham
Wapres Gibran Kembali Bicara Soal Hilirisasi: Kaya SDA Saja Tak Cukup!
INFO! Presiden Prabowo Ajak Masyarakat Tanam Cabai 5 Pot Biar Harganya Tidak Mahal