BISNIS PEKANBARU - Otoritas Nusantara, lembaga yang bertugas mengawasi proyek ibu kota masa depan Indonesia, menginginkan perusahaan milik negara Dirgantara Indonesia bekerja sama dengan raksasa otomotif Korea Selatan Hyundai.
Kerjasama ini diperuntukkan dalam pengembangan mobil terbang.
Tahun lalu, Otoritas Nusantara menandatangani nota kesepahaman dengan Hyundai mengenai mobilitas udara tingkat lanjut.
Baca Juga: Afrika Selatan Membawa Kasus Genosida Terhadap Israel ke Pengadilan Tinggi PBB
Hyundai berencana meluncurkan uji coba taksi udaranya di ibu kota baru pada Juli 2024.
Taksi udara Hyundai dapat mengangkut hingga lima orang, termasuk seorang pilot.
Seiring berjalannya proyek Hyundai, Otoritas Nusantara mendorong Dirgantara Indonesia untuk bermitra dengan perusahaan asal Korea Selatan tersebut.
“Dirgantara Indonesia berpengalaman dalam pembuatan pesawat terbang dan helikopter. Kami sudah berbicara dengan Dirgantara Indonesia, dan mereka mengakui bahwa mobilitas udara ini mempunyai prospek sebagai moda transportasi. Mudah-mudahan Dirgantara bisa bergabung dengan tim teknis mobilitas udara,” kata Mohammed Ali Berawi, Deputi Transformasi Digital Otoritas Nusantara, dalam jumpa pers virtual, Jumat.
“Saya ingin melihat Dirgantara bekerja sama dengan Hyundai untuk mengembangkan mobilitas udara perkotaan karena kita masih perlu meneliti banyak hal, termasuk regulasi dirgantara…bagaimana kita mengelola dirgantara dan lalu lintas udara. Belum lagi aspek ekonominya perlu diperhitungkan,” kata Ali.
Selain taksi udara perkotaan, kerja sama Hyundai juga mencakup mobilitas udara regional, menurut Ali.
Dengan kata lain, mereka akan mengerjakan mobil terbang yang lebih besar dan mampu menempuh jarak lebih jauh.
Sebagai perbandingan, mobilitas udara perkotaan biasanya berfokus pada pengangkutan orang dan kargo di dalam kota.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bisnispekanbaru.com
Artikel Terkait
Prabowo Ungkap Banyak Menteri di Kabinetnya Belum Terima Gaji: Tapi Mereka Tidak Mengeluh, Saya Terharu!
GAWAT! 4 Lembaga Asing Kompak Ramalkan Ekonomi Gelap Untuk Indonesia
Masyarakat Jangan Buru-buru Nilai Defisit APBN, Sri Mulyani: Ojo Kesusu
Ultimatum Luhut: Semua Harus Setuju Pembentukan Family Office!