Indonesia Juga Ekspor Minyak Jelantah ke Amerika

- Selasa, 02 Januari 2024 | 11:30 WIB
Indonesia Juga Ekspor Minyak Jelantah ke Amerika

SAWITKU-Pemerintah pernah mengekspor lima kontainer minyak jelantah (used cooking oil) bervolume 200 metrik ton ke Amerika Serikat pada September 2023.

Pelepasan ekspor tertelusur (well-traceable) berbasis sistem informasi digital Sistem Informasi Minyak Jelantah (Simijel) dilakukan secara hybrid di tiga lokasi yakni Kantor Kemenperin Jakarta, Gudang CV Artha Metro Oil, Tangerang dan Veriflux Office House Houston, Texas, AS,

Mengutip Kementerian Perindustrian (Kemenprin) omoditas ini akan dimanfaatkan menjadi bahan bakar ramah lingkungan (greenfuel) termasuk Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau green avtur dan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau green diesel.

 

 "Ketertelusuran sangat populer di industri greenfuel dan telah menjadi persyaratan di pasar Uni Eropa dan AS. Ekspor perdana ini jadi langkah awal untuk memanfaatkan teknologi dan membuka ketertelusuran dari minyak jelantah," kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika saat melepas ekspor secara daring dari Kantor Pusat Kemenperin, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Putu menyebut minyak jelantah adalah satu sumber utama bahan baku biofuel untuk industri greenfuel.

Minyak jelantah, khususnya yang memiliki ketertelusuran asal usul (point-of-origin traceability) pun menjadi standar baru penerimaan produk tersebut di pasar Eropa dan AS.

 Baca Juga: Program Transisi Energi PLN Dapat Dukungan Green Loan Perbankan Rp12 Triliun

Pasalnya, greenfuel yang dihasilkan dari minyak jelantah yang tertelusur (well-traceable) mempunyai emisi net karbon sangat rendah yang berasal dari implementasi prinsip ekonomi sirkular yaitu from waste to energy.

Aspek ketertelusuran pun menjadi prasyarat karena pembeli membutuhkan jaminan asal usul minyak jelantah harus betul-betul berasal dari titik produksi minyak jelantah alih-alih dari campuran minyak segar atau minyak-minyak lain dan/atau berasal dari sumber minyak jelantah yang ilegal.

Adapun Simijel merupakan platform digital berbasis data geotag location yang dikembangkan Asosiasi Exportir Minyak Jelantah Indonesia (AEMJI) dengan PT. Incore System Solutions untuk ketertelusuran/traceability atas rantai pasok pengumpulan minyak jelantah.

Baca Juga: Salman El Farisiy Direktur Garuda Indonesia Meninggal Dunia di Usia 42 Tahun

Putu juga meresmikan proses integrasi data antarplatform digital Simijel dengan Veriflux, penyedia platform teknologi informasi asal AS yang mengelola basis data rantai pasok, termasuk pengumpulan minyak jelantah di AS.

Veriflux didukung oleh United States Environmental Protection Agency (US EPA) untuk menjamin ketertelusuran minyak jelantah hanya digunakan sebagai bahan baku industri greenfuel dan tidak disalahgunakan pada kegiatan food recycling.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: sawitku.id

Komentar