Tribute Indonesia - Tingkat inflasi tahunan Indonesia turun lebih dari perkiraan pada bulan Desember menjadi 2,61 persen.
Berada dalam kisaran target bank sentral, data resmi menunjukkan pada hari Selasa, 2 Januari.
Angka tersebut berada di bawah angka bulan November sebesar 2,86 persen dan ekspektasi dalam jajak pendapat Reuters untuk angka bulan Desember sebesar 2,72 persen.
Baca Juga: Investor: Tahun 2024 Merupakan Transisi Tatanan Ekonomi Baru, Bagaimana dengan Indonesia?
Tingkat inflasi inti, yang tidak mencakup harga-harga yang dikendalikan pemerintah dan harga pangan yang berfluktuasi.
Juga turun lebih dari yang diharapkan pada bulan Desember menjadi 1,80 persen.
Tingkat terendah sejak Desember 2021, dan dibandingkan dengan perkiraan 1,85 persen dalam jajak pendapat. Inflasi inti bulan November adalah 1,87 persen.
Baca Juga: Warga Desa Bambangan Serahkan Satu Pucuk Senjata Rakitan ke TNI
Bank sentral, Bank Indonesia, menaikkan suku bunga sebanyak 250 basis poin antara Agustus 2022 hingga Oktober 2023 untuk melawan inflasi dan menjaga stabilitas mata uang.
Ekonom Bank DBS Radhika Rao mengatakan tingkat inflasi yang lebih rendah dari perkiraan pada bulan Desember akan memberikan kenyamanan bagi para pengambil kebijakan moneter.
“Kami memperkirakan para pengambil kebijakan menunjukkan urgensi yang lebih rendah untuk beralih ke siklus pelonggaran pada semester pertama 2024 guna menjaga stabilitas keuangan,” katanya.
Baca Juga: Pandawa Nusantara Desak DPR Bentuk Pansus Atas Kematian Buruh di Smelter Nikel
Rao mengatakan inflasi umum bisa naik di atas 3 persen pada paruh pertama tahun 2024.
Karena meningkatnya tekanan harga menjelang hari raya keagamaan, seperti Ramadhan, yang diperkirakan akan dimulai pada bulan Maret.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: tributeindonesia.com
Artikel Terkait
Prabowo Ungkap Banyak Menteri di Kabinetnya Belum Terima Gaji: Tapi Mereka Tidak Mengeluh, Saya Terharu!
GAWAT! 4 Lembaga Asing Kompak Ramalkan Ekonomi Gelap Untuk Indonesia
Masyarakat Jangan Buru-buru Nilai Defisit APBN, Sri Mulyani: Ojo Kesusu
Ultimatum Luhut: Semua Harus Setuju Pembentukan Family Office!