BISNIS PEKANBARU - PP Energi, anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara Pembangunan Perumahan (PTPP).
PP Energi berhasil menyelesaikan divestasi sahamnya di Inpola Meka Energi kepada Energi Infranusantara senilai Rp 45,17 miliar (USD 2,91 juta). dari Inggris.
“Transaksi ini merupakan bagian dari restrukturisasi keuangan perseroan melalui divestasi beberapa portofolio bisnis,” kata Bakhtiyar Efendi, Sekretaris Perusahaan PTPP, Jumat, 5 Januari 2024.
Baca Juga: Pemerintah Militer Myanmar Memberi Amnesti Kepada Lebih Dari 9 Ribu Tahanan
Transaksi tersebut terjadi pada akhir Desember lalu di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Imbas dari transaksi tersebut membuat PP Energi melepas kepemilikannya sebesar 38,77 persen atau setara 496.645 saham Inpola Meka Energi dengan nilai divestasi Rp 45,17 miliar kepada Energi Infranusantara.
Energi Infranusantara adalah investor sektor energi terbarukan dengan pengalaman lebih dari 11 tahun di Indonesia.
Baca Juga: Istora Senayan Terpilih Menjadi Tempat Debat Presiden yang ketiga
Energi Infranusantara beroperasi sebagai anak perusahaan Nusantara Infrastructure, entitas Grup Salim.
Salim Group adalah salah satu konglomerat terbesar di Indonesia, dengan beragam kepentingan bisnis yang mencakup berbagai industri, mulai dari makanan dan minuman (Indofood Sukses Makmur) hingga otomotif (Indomobil Sukses Internasional).
Didirikan pada tahun 2008, Inpola Meka Energi bergerak di bidang energi terbarukan, memegang konsesi pembangkit listrik tenaga mini hidro berkapasitas 2x5 megawatt di Lau Gunung, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.
Baca Juga: Viral, Kunjungan Mendadak Prabowo Subianto ke Cilincing Menghebohkan Netizen
Pembangkit listrik tersebut telah beroperasi sejak tahun 2020.
Perusahaan energi bersih sedang meningkat di Indonesia.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bisnispekanbaru.com
Artikel Terkait
Prabowo Ungkap Banyak Menteri di Kabinetnya Belum Terima Gaji: Tapi Mereka Tidak Mengeluh, Saya Terharu!
GAWAT! 4 Lembaga Asing Kompak Ramalkan Ekonomi Gelap Untuk Indonesia
Masyarakat Jangan Buru-buru Nilai Defisit APBN, Sri Mulyani: Ojo Kesusu
Ultimatum Luhut: Semua Harus Setuju Pembentukan Family Office!