BISNIS PEKANBARU - Pemberi pinjaman milik negara Bank Tabungan Negara (BTN), telah mengurangi kredit bermasalah (NPL) sepanjang tahun 2023.
Adapun nilai yang dikurangi hampir mencapai Rp 900 miliar ($57,92 juta).
Pengurangan ini dengan bantuan perusahaan pengelola aset negara Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
Baca Juga: MG Motor Akan Meluncurkan Dua Model EV Buatan Lokal di Indonesia
Penurunan NPL yang signifikan diharapkan mampu membuka peluang ekonomi.
"Kami berharap hal ini dapat membantu pemulihan yang sangat menjanjikan di tahun 2023," kata Nixon LP Napitupulu, Direktur Utama BTN, Kamis.
Adapun rasio NPL BTN sebesar 3,53 persen pada kuartal III 2023.
Baca Juga: KAI dan Basarnas Selesaikan Evakuasi Pasca Tabrakan Kereta Api Bandung
Dia memperkirakan perseroan telah mengumpulkan lebih dari Rp 800 miliar dari pendapatan berbasis biaya, termasuk pembayaran dari perusahaan asuransi negara Asuransi Jiwasraya yang sedang sakit.
Nixon memperkirakan laba BTN pada tahun 2023 akan tumbuh sekitar 8% hingga 10% dibandingkan Rp3,04 triliun pada tahun 2022.
Tren positif ini disebabkan oleh penurunan NPL yang signifikan.
Baca Juga: Penyanyi Legendaris Michael Bolton Jalani Operasi Kanker Otak, Sejumlah Jadwal Konser Dibatalkan
BTN menyalurkan pinjaman dan pembiayaan sebesar Rp318,30 triliun hingga triwulan III tahun 2023.
Hal ini menunjukkan pertumbuhan year-on-year sebesar 9,87%.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bisnispekanbaru.com
Artikel Terkait
Prabowo Ungkap Banyak Menteri di Kabinetnya Belum Terima Gaji: Tapi Mereka Tidak Mengeluh, Saya Terharu!
GAWAT! 4 Lembaga Asing Kompak Ramalkan Ekonomi Gelap Untuk Indonesia
Masyarakat Jangan Buru-buru Nilai Defisit APBN, Sri Mulyani: Ojo Kesusu
Ultimatum Luhut: Semua Harus Setuju Pembentukan Family Office!