JAKARTA - Kinerja PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat telah menembus 15,2 juta nasabah di Indonesia.
Kinerja ini bahkan melampaui Grameen Bank, lembaga pembiayaan Bangladesh penerima hadiah Nobel Perdamaian di tahun 2006.
Lembaga pembiayaan milik negara ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hingga akhir tahun 2023, PNM telah menyalurkan pembiayaan kepada 19,5 juta pelaku usaha ultra mikro dan mikro dan memiliki 15,2 juta nasabah aktif.
Baca Juga: Lowongan Kerja BPJS Kesehatan 2024, Cek Posisi, Cara Daftar, dan Persyaratan
Sementara di tahun yang sama, jumlah nasabah Grameen Bank tercatat 10,45 juta orang. Padahal program Grameen Bank sudah berjalan sejak tahun 1976.
Sementara, PNM baru memulai program pembiayaan yg sama dengan Grameen Bank sejak tahun 2016, melengkapi program PNM lainnya yang didirikan tahun 1999 di masa pemerintahan Presiden BJ Habibie.
Lompatan besar kinerja PNM terjadi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, dimana jumlah nasabah aktif PNM yang semula 443 ribu orang di tahun 2016, telah menjadi 15,2 juta nasabah di akhir tahun 2023.
Baca Juga: Pemerintah Harus Perketat Pengawasan Pendistribusian Gas LPG 3 kilogram
Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang diluncurkan PNM di tahun 2015 telah membantu memberikan layanan pinjaman modal untuk perempuan prasejahtera pelaku UMKM dari Sabang sampai Merauke.
Program ini menjangkau pelaku usaha ultramikro dan UMKM di 6.165 kecamatan, 435 kabupaten dan kota di 35 provinsi di Indonesia.
Jumlah pembiayaan yang dikucurkan dalam dalam lima tahun terakhir mencapai hampir Rp195 triliun; Tahun 2019 sebesar Rp24,06 triliun, Tahun 2020 sebesar Rp23,72 triliun, Tahun 2021 sebesar Rp34,52 triliun, Tahun 2022 sebesar Rp42,59 triliun, dan Tahun 2023 sebesar Rp70 triliun.
Dengan kelebihan tersebut, PNM benar-benar menjadi program pemberdayaan UMKM dan perempuan paling strategis saat ini.
Presiden Jokowi pun dengan bangga menceritakan keberhasilan program PNM Mekaar di side event di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Roma, Italia, pada 30 Oktober 2021.
Di mana pertemuan para kepala negara dan kepala pemerintahan negara-negara maju itu membahas pemberdayaan UMKM dan peran perempuan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: menit24.com
Artikel Terkait
Prabowo Ungkap Banyak Menteri di Kabinetnya Belum Terima Gaji: Tapi Mereka Tidak Mengeluh, Saya Terharu!
GAWAT! 4 Lembaga Asing Kompak Ramalkan Ekonomi Gelap Untuk Indonesia
Masyarakat Jangan Buru-buru Nilai Defisit APBN, Sri Mulyani: Ojo Kesusu
Ultimatum Luhut: Semua Harus Setuju Pembentukan Family Office!