BISNIS PEKANBARU - Sungguh malang nasib perusahaan Toshiba.
Toshiba dikeluarkan dari bursa (listing) pada Rabu setelah 74 tahun berada di bursa Tokyo.
Hal ini terjadi menyusul pergolakan dan skandal selama satu dekade yang menjatuhkan salah satu merek terbesar di Jepang dan menyebabkan terjadinya pembelian serta masa depan yang tidak pasti.
Perusahaan ini sebelumnya telah diambil alih oleh sekelompok investor yang dipimpin oleh perusahaan ekuitas swasta Japan Industrial Partners (JIP) yang juga mencakup perusahaan jasa keuangan Orix, utilitas Chubu Electric Power, dan pembuat chip Rohm.
Pengambilalihan senilai USD 14 miliar (S$18,6 miliar) ini menempatkan Toshiba di tangan domestik setelah perselisihan berkepanjangan dengan aktivis investor luar negeri yang melumpuhkan pembuat baterai, chip, serta peralatan nuklir dan pertahanan.
"Toshiba sekarang akan mengambil langkah besar menuju masa depan baru dengan pemegang saham baru," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa mereka akan menghargai pengertian dan dukungan berkelanjutan dari para pemangku kepentingannya.
Baca Juga: Cara Mengetahui Apakah Ban Mobil Anda Masih Layak Pakai Atau Harus Segera Diganti
Saham Toshiba berakhir pada hari Selasa, dengan nilai di hari perdagangan terakhirnya, pada 4.590 yen (S$42), turun 0,1 persen dari hari sebelumnya.
Meskipun tidak jelas apa yang akan diambil Toshiba di bawah pemilik barunya, Chief Executive Taro Shimada, yang akan tetap menjabat setelah pembelian tersebut, diperkirakan akan fokus pada layanan digital dengan margin tinggi.
Dukungan JIP terhadap Shimada telah menggagalkan rencana sebelumnya untuk bekerja sama dengan dana yang didukung negara.
Baca Juga: Jokowi : Filipina Senang Dengan Kapal Perang Buatan Indonesia
Beberapa orang dalam industri mengatakan pemisahan Toshiba mungkin merupakan pilihan yang lebih baik.
“Kesulitan Toshiba pada akhirnya disebabkan oleh kombinasi keputusan strategis yang buruk dan nasib buruk,” kata Damian Thong, kepala penelitian Jepang di Macquarie Capital Securities.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bisnispekanbaru.com
Artikel Terkait
Prabowo Ungkap Banyak Menteri di Kabinetnya Belum Terima Gaji: Tapi Mereka Tidak Mengeluh, Saya Terharu!
GAWAT! 4 Lembaga Asing Kompak Ramalkan Ekonomi Gelap Untuk Indonesia
Masyarakat Jangan Buru-buru Nilai Defisit APBN, Sri Mulyani: Ojo Kesusu
Ultimatum Luhut: Semua Harus Setuju Pembentukan Family Office!