2024, Pengusaha Sawit Prediksi Ekspor CPO Turun

- Senin, 15 Januari 2024 | 20:30 WIB
2024, Pengusaha Sawit Prediksi Ekspor CPO Turun

SAWITKU-Stagnasi produksi kelapa sawit Indonesia ditengah permintaan domestik yang kian meningkat diprediksi akan mengoreksi kinerja ekspor komoditas strategis nasional ini hingga lebih dari 4% di tahun 2024.

Hal ini diungkapkan Ketua umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono dalam dalam Pakistan Edible Oil Conference di Karachi, Pakistan 14 Januari 2024.

Menurut Eddy, peningkatan produksi paling tinggi hanya akan mencapai tidak lebih dari 5%.

Baca Juga: Perusahaan Perkebunan Sawit Gugat Guru Besar IPB Terkait Karhutla

“Jika mandatori B35 diperpanjang maka kebutuhan domestik Indonesia bisa mencapai 25 juta ton. Dengan demikian, Maka ekspor kelapa sawit di tahun 2024 akan berkurang 4.13% atau hanya sekitar 29 juta ton”, jelas Eddy dalam keterangan tertulis, Senin 15 Januari 2024.

Sementara itu, ketua bidang luar negeri GAPKI Fadhil Hasan, menyatakan, selain program mandatori biodiesel, peningkatan konsumsi juga terjadi pada produk oleochemichal.

Tren penurunan ekspor sebetulnya sudah terjadi sejak 2020 dengan tujuan ekspor utama yakni China, India, Uni Eropa, Pakistan dan Amerika Serikat.

 Baca Juga: Anies Baswedan : Lahan Negara Dikuasai Korporasi Sawit, Petani Menjerit

Fadhil memaparkan produksi kelapa sawit Indonesia terus mengalami penurunan sejak tahun 2005.

“Periode 2005-2010 terjadi penurunan produksi sebesar 10% , lalu 2010-2015 turun 7,4%, kemudian periode 2015-2020 turun 3,2% dan seterusnya stagnan.” ungkap Fadhil.

Global Research analyst, Thomas Mielke menjelaskan, penurunan produksi kelapa sawit memberikan pengaruh signifikan di pasar global ditengah semakin meningkatnya konsumsi dunia.

Menurut Mielke, Industri kelapa sawit Indonesia tetap akan mendominasi pasar minyak nabati global yang menguasai 32% produksk minyak nabati dan 53% ekspor di pasar global di tahun 2024.

“Peningkatan produksi kelapa sawit dalam setahun hanya sekitar 1,7 juta ton atau bahkan kurang. Jumlah ini jauh lebih rendah dari biasanya yang terjadi dalam sepuluh tahun terakhir sejak 2020 yakni 2,9 juta ton”. Jelasnya.

Penurunan produksi utamanya dikarena turunnya produksi sawit Indonesia sebagai negara produsen dan eksportir kelapa sawit terbesar.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: sawitku.id

Komentar