NARASIBARU.COM - Pembangunan desa wisata marak menyusul diterapkannya kebijakan dana desa pada 2014.
Desa wisata dinilai sebagai alternatif karena berbasis komunitas yang mengedepankan konsep keberlanjutan.
Pengembangan desa wisata dinilai mampu mengurangi efek buruk dari pengembangan pariwisata massal yang fokus pada kedatangan wisatawan dalam jumlah besar.
Sayangnya, di lapangan banyak desa wisata yang tak mampu bertahan lama. Banyak desa wisata yang dibiayai dari dana desa ini ramai hanya di awal, kemudian sepi setelahnya.
Dian Wahyu Utami, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam tulisannya di The Conversation menyebut ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar desa wisata menjadi model pariwisata yang berkelanjutan.
Ada empat faktor yang perlu diperhatikan agar sukses membangun desa wisata yakni fokus pada potensi lokal, mengutamakan kualitas, inovasi, keunikan dan merupakan program jangka panjang.
Fokus pada potensi lokal menjadi aspek penting bagi kesuksesan membangun sebuah desa
Pembentukan desa wisata dapat diawali dengan mengidentifikasi potensi unik serta kearifan lokal untuk dikembangkan menjadi daya tarik wisata, seperti:
a. Pemandangan alam
Sumber daya alam yang unik dan menarik di desa, seperti keindahan alam, keanekaragaman hayati, gunung, sungai, danau, hutan, dan berbagai lansekap fisik merupakan potensi alami yang tidak dapat direplikasi.
Desa wisata Nglanggeran di Yogyakarta menjadi salah satu contoh di mana keunikan bentang alam gunung api purba menjadi potensi yang unik dan tidak dimiliki oleh desa wisata lainnya.
Baca:
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: ruangkota.com
Artikel Terkait
GAWAT! 4 Lembaga Asing Kompak Ramalkan Ekonomi Gelap Untuk Indonesia
Masyarakat Jangan Buru-buru Nilai Defisit APBN, Sri Mulyani: Ojo Kesusu
Ultimatum Luhut: Semua Harus Setuju Pembentukan Family Office!
Mantan Anak Buah Prabowo: Pemain Crude dan BBM Itu Donatur di Pilpres!