BISNIS PEKANBARU - Sejak mencapai level tertinggi sepanjang masa di 7.359 pada 4 Januari 2024, indeks komposit Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak sideways.
Daniel Wiguna, Head of Online Trading Sucor Sekuritas, mengatakan pergerakan sideways ini dipengaruhi potensi perlambatan penurunan suku bunga di AS.
“Perlambatan suku bunga mendorong investor untuk kembali berinvestasi di AS karena suku bunganya dinilai masih relatif tinggi dan menarik untuk investasi pada instrumen berdenominasi dolar,” kata Daniel Wiguna di Jakarta, Senin.
Indeks turun 0,12 persen, menetap di 7.218,7 selama sesi perdagangan tengah hari.
Ekspektasi perlambatan inflasi telah memicu spekulasi mengenai potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada tahun ini.
Namun, beberapa pembuat kebijakan mungkin menunda rencana ini, yang awalnya direncanakan pada bulan Maret.
Investor mengamati dengan cermat angka inflasi utama AS pada hari Kamis untuk mengetahui tren suku bunga di masa depan.
Selain itu, pemerintah AS akan merilis data PDB kuartal keempat pada hari Rabu, yang diperkirakan menunjukkan pertumbuhan 2,0% menyusul kenaikan 4,9% pada kuartal sebelumnya.
Ketika para pejabat Federal Reserve memasuki periode blackout sebelum Rapat FOMC mendatang pada tanggal 30-31 Januari, perhatian pasar tetap terfokus pada indikator-indikator ekonomi ini.
Baca Juga: d’BestO Group Buka Lowongan Kerja, Lulusan SMP Dipersilahkan Melamar
Daniel mencatat, indeks Wall Street termasuk Dow Jones, S&P, dan Nasdaq saat ini berada di teritori positif.
Pada saat yang sama, seluruh obligasi AS beserta imbal hasil (yield)-nya mengalami koreksi. Dolar AS juga mempertahankan level di kisaran 103,5.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bisnispekanbaru.com
Artikel Terkait
GAWAT! 4 Lembaga Asing Kompak Ramalkan Ekonomi Gelap Untuk Indonesia
Masyarakat Jangan Buru-buru Nilai Defisit APBN, Sri Mulyani: Ojo Kesusu
Ultimatum Luhut: Semua Harus Setuju Pembentukan Family Office!
Mantan Anak Buah Prabowo: Pemain Crude dan BBM Itu Donatur di Pilpres!