BISNIS PEKANBARU - Untuk pertama kalinya, raksasa telekomunikasi asal Australia, Telstra International dan Trans Pacific Networks (TPN) melakukan kolaborasi pembangunan kabel bawah laut pertama.
Adapun kabel bawah laut tersebut akan menghubungkan Indonesia dan Singapura ke Amerika Serikat.
Kabel Echo yang akan menghubungkan California, Jakarta, Singapura, dan Guam tersebut akan menyediakan konektivitas penting di Asia Tenggara.
Baca Juga: Program Ketenagakerjaan Pemerintah Targetkan 19 Juta Peserta Dengan Pendanaan Rp 4,8 Triliun
“Didanai sebagian oleh US International Development Finance Corporation, sistem kabel bawah laut Echo akan menjadi elemen penting dari infrastruktur digital Indo-Pasifik, yang pada akhirnya memperkuat jaringan dan meningkatkan kapasitas sekaligus mengurangi biaya internet di kawasan ini,” CFO Trans Pacific Networks Aaaron Knapik mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, 23 Januari 2024.
Sebagai informasi, TPN adalah bagian dari konsorsium global yang membangun jaringan telekomunikasi bawah laut dari Amerika hingga Asia Tenggara yang menghindari Laut Cina Selatan.
Baca Juga: BAHAYA! Para Ilmuwan Atom Menyebutkan Jam Kiamat Dunia Semakin Dekat, Ini Beberapa Penyebabnya
Sistem kabel awal akan beroperasi tahun ini, dan kabel penghubung tambahan akan dipasang pada tahun 2025.
CEO Telstra International Roary Stasko mengatakan kabel baru tersebut akan dibangun di wilayah geografis yang merupakan salah satu wilayah paling menantang di dunia terkait regulasi serta pemotongan kabel bawah laut.
Mitra Telstra International di Indonesia adalah operator telekomunikasi XL Axiata yang akan bertanggung jawab untuk mendaratkan kabel bawah laut dan memberikan layanan kepada masyarakat di Indonesia.
XL Axiata memulai proyek tersebut pada tahun 2021 dan pada tahun 2022, Echo Submarine Cable Communication System (SCCS) berlabuh di Tanjung Pakis, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menandai dimulainya proyek kabel internet bawah laut sepanjang 15.000 km.
Perseroan telah mengoperasikan beberapa SCCS yang mendukung akses internet global seperti Batam hingga Sarawak yang dimulai pada Juni 2022, dan Australia hingga Indonesia hingga Singapura yang telah beroperasi sejak Oktober 2018.
Sebagai negara yang baru-baru ini dilaporkan memiliki waktu pemakaian aplikasi seluler tertinggi di dunia yang melebihi enam jam per hari (menurut Data.ai), Indonesia hanya berada di atas Myanmar dan Timor Leste dalam hal kecepatan pengunduhan internet seluler dari sebelas negara ASEAN.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bisnispekanbaru.com
Artikel Terkait
Prabowo Ungkap Banyak Menteri di Kabinetnya Belum Terima Gaji: Tapi Mereka Tidak Mengeluh, Saya Terharu!
GAWAT! 4 Lembaga Asing Kompak Ramalkan Ekonomi Gelap Untuk Indonesia
Masyarakat Jangan Buru-buru Nilai Defisit APBN, Sri Mulyani: Ojo Kesusu
Ultimatum Luhut: Semua Harus Setuju Pembentukan Family Office!