BISNIS PEKANBARU - Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (BEI) turun 1,25 persen, ditutup pada level 7.137,088 pada hari Jumat, turun dibandingkan minggu sebelumnya sebesar 7.227.402.
Dari tanggal 22 hingga 26 Januari 2024, kapitalisasi pasar turun sebesar 0,65 persen, turun dari Rp11.420,46 triliun ($721,22 miliar) menjadi Rp11.345,77 triliun pada akhir minggu.
Sementara rata-rata nilai transaksi saham harian meningkat 6,84% mencapai Rp11,41 triliun dibandingkan minggu sebelumnya sebesar Rp10,68 triliun.
Baca Juga: Agar Hubungan Lebih Langgeng, Perhatikan Kompatibilitas Finansial Antara Anda dan Pasangan
Jumlah transaksi saham harian turun 8,73 persen menjadi 1.127.246 dari minggu sebelumnya sebanyak 1.235.025.
Rata-rata volume perdagangan saham harian juga turun 14,75 persen menjadi 15,56 miliar lembar saham dibandingkan minggu sebelumnya sebesar 18,25 miliar lembar saham.
Pada hari Jumat, investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp1,05 triliun sehingga nilai bersih year-to-date menjadi Rp5,78 triliun.
Baca Juga: Dilengkapi Fitur AI, Samsung Catat Rekor 1,21 Juta Praorder untuk Galaxy S24 di Korea
Berdasarkan riset NH Korindo Sekuritas Indonesia (NHKSI), indeks sedang menguji level support yang lebih rendah dalam tren sideways jangka pendeknya, mengindikasikan potensi konsolidasi di sekitar 7.150, kemungkinan turun ke kisaran target 7.050-7.000.
NHKSI merekomendasikan untuk menunda pembelian agresif untuk saat ini. Sebaliknya, pertimbangkan untuk mengurangi posisi dan bersiap untuk membeli ketika indeks mencapai support yang kuat.
Sepanjang tahun 2024, tercatat total delapan emisi dari tujuh emiten senilai Rp6,35 triliun.
Baca Juga: Diterima Jadi Anggota ke 11 di ASEAN, Xanana Gusmao Puji Kebaikan Hati Joko Widodo
Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI kini berjumlah 547 emisi, melibatkan 128 emiten, dengan nilai beredar Rp461,52 triliun dan $32,362 juta.
Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI meliputi 186 seri dengan nilai total Rp8.522,38 triliun dan $502,10 juta. Efek Beragun Aset (EBA) mencatatkan 10 penerbitan dengan total Rp3,25 triliun.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bisnispekanbaru.com
Artikel Terkait
Dedi Mulyadi Wajibkan KB Vasektomi Untuk Penerima Bansos: Berhenti Bikin Anak Kalau Tak Sanggup!
Upaya Prabowo Wujudkan Ekonomi Kerakyatan Terganjal Pola Teknokratis Lama
Gibran Ngoceh Soal Bonus Demografi, Rocky Gerung: Dia Keliru Karena Memang Sebetulnya Dia Sendiri Tidak Paham!
Kritik Pidato Monolog Wapres, Pakar UGM: Gibran Tak Mengerti Masalah Hilirisasi, Dia Enggak Paham