BISNIS PEKANBARU - Maskapai nasional Garuda Indonesia Airlines menduduki peringkat pertama sebagai maskapai penerbangan paling tepat waktu di dunia pada tahun 2023.
Hal itu diungkapkan oleh lembaga independen OAG Flightview yang berbasis di Inggris, yang menilai kinerja tepat waktu (OTP) maskapai penerbangan global.
Garuda Indonesia memimpin peringkat maskapai penerbangan global dengan OTP 95,28 persen dari 49.918 penerbangan.
Daftar 20 teratas mencakup maskapai penerbangan dari berbagai wilayah dan ukuran jaringan, mulai dari Safair di Afrika Selatan, yang mengoperasikan 52.000 penerbangan setiap tahunnya, hingga Delta Air Lines.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan perseroan akan terus memberikan layanan penerbangan yang aman dan nyaman bagi penumpang.
“Bertepatan dengan HUT Garuda Indonesia ke-75, kami meyakini kepercayaan berkelanjutan para pengguna jasa terhadap layanan penerbangan Garuda terbentuk dari nilai-nilai inti yang terus kami junjung tinggi, antara lain keselamatan, keamanan, kenyamanan, termasuk ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan,” kata Irfan dalam keterangan resmi, Rabu.
Kinerja tepat waktu maskapai penerbangan didasarkan pada waktu kedatangan aktual di gerbang. Penerbangan yang tiba dalam waktu 15 menit dari jadwal dianggap tepat waktu.
Tiba 15 menit atau lebih setelah waktu yang dijadwalkan dianggap tidak tepat waktu.
Berikut Daftar 20 Teratas Berdasarkan Performa

Pencapaian tersebut melengkapi pencapaian Garuda Indonesia pada tahun-tahun sebelumnya sejak tahun 2019, yakni memperoleh 5 Star On-Time Performance Rating pada tahun 2019.
Kemudian pada tahun 2020, maskapai Garuda dinobatkan sebagai maskapai paling tepat waktu di dunia pada Punctuality League 2020, dan Punctuality League 2023. ***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bisnispekanbaru.com
Artikel Terkait
Prabowo Ungkap Banyak Menteri di Kabinetnya Belum Terima Gaji: Tapi Mereka Tidak Mengeluh, Saya Terharu!
GAWAT! 4 Lembaga Asing Kompak Ramalkan Ekonomi Gelap Untuk Indonesia
Masyarakat Jangan Buru-buru Nilai Defisit APBN, Sri Mulyani: Ojo Kesusu
Ultimatum Luhut: Semua Harus Setuju Pembentukan Family Office!