BISNIS PEKANBARU - Dua rumah mewah di Hong Kong milik Ketua Grup Real Estate Evergrande Group sekaligus pemegang saham terbesar Evergrande Group, Hui Ka Yan, telah disita oleh kreditur, menurut laporan media lokal HK01 pada Rabu lalu.
Properti tersebut, terletak di The Peak, salah satu kawasan paling bergengsi di Hong Kong, bernilai lebih dari HK$1,5 miliar (S$260 juta) dan akan secara resmi diambil alih oleh kreditur dalam beberapa hari.
Seorang kreditur yang tidak disebutkan namanya menyerahkan dokumen yang relevan pada hari Selasa, kata laporan itu, tanpa menyebutkan sumber informasinya.
Baca Juga: TAK JERA! Meski Mendapat Penolakan, Lebih Dari 130 Warga Rohingya Mendarat di Aceh
Hui memiliki dua rumah mewah di The Peak, yang dijaminkan kepada Orix Asia Capital Ltd pada November 2021 dengan jumlah yang tidak diungkapkan, menurut Land Registry.
Juru bicara Orix tidak menanggapi pertanyaan telepon dan email dari Reuters, dan Evergrande tidak segera membalas permintaan komentar.
Rumah Hui lainnya di samping dua rumah besar tersebut juga disita oleh China Construction Bank (Asia) pada November tahun lalu.
Baca Juga: Jangan Panik, Inilah Pertolongan Pertama Yang Harus DIlakukan Jika Anda Tersengat Ubur-ubur Beracun
Evergrande kini resmi dilikuidasi.
Aset utama kelompok ini di Hong Kong – kantor pusatnya dan sebidang tanah pedesaan yang luas – disita oleh kreditor tahun lalu, setelah perusahaan tersebut gagal membayar utang publik karena krisis uang tunai.
Sebagai informasi, saat puncak kesuksesan Evergrande pada 2017, kekayaan Hui Ka Yan mencapai US$45,3 miliar atau sekitar Rp693 triliun dan membuatnya menjadi orang terkaya ketiga di China.
Baca Juga: Sultan Ibrahim Iskandar Dilantik Menjadi Raja Baru di Malaysia
Namun, sejak 2017 ke 2020, kekayaannya anjlok karena utang yang mulai menumpuk. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya pandemi Covid-19.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bisnispekanbaru.com
Artikel Terkait
Yayasan yang Garap Proyek Makan Bergizi Gratis Dikuasai Keluarga dan Pendukung Prabowo
BKPM Ungkap Adanya Investasi yang Meleset Rp1.500 Triliun di Akhir Pemerintahan Jokowi
Dedi Mulyadi Wajibkan KB Vasektomi Untuk Penerima Bansos: Berhenti Bikin Anak Kalau Tak Sanggup!
Upaya Prabowo Wujudkan Ekonomi Kerakyatan Terganjal Pola Teknokratis Lama