BISNIS PEKANBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Januari-Desember 2023 mencapai 11,68 juta.
Nilai ini melonjak 98,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022.
Namun capaian tersebut masih kalah dibandingkan tingkat kunjungan pada tahun 2019 (sebelum pandemi Covid-19) yang mencapai 16,11 juta kunjungan.
Baca Juga: Demi Wujudkan Pemilu yang Aman, 400 Ribu Prajurit TNI Turun ke TPS
Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada Desember 2023 mencapai 1,14 juta orang, meningkat 22,91 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Peningkatan tersebut membalikkan tren penurunan jumlah wisman sejak September 2023.
Jika dibandingkan Desember 2023 dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, kunjungan wisman terus menunjukkan peningkatan sebesar 20,17 persen.
Baca Juga: BPS Laporkan Inflasi Januari 2024 : Kami Sudah Sesuai Target yang Ditetapkan Pemerintah
Meski mengalami tren positif, namun angka saat ini masih berada di bawah kondisi sebelum Covid-19.
Pada Desember 2019, kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 1,38 juta orang, kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 1 Februari 2024.
Pengunjung internasional pada Desember 2023 mayoritas berasal dari Malaysia (18,45 persen), Singapura (16,41 persen), dan Australia (11,87 persen).
Sementara itu, Bandara Ngurah Rai dan Bandara Soekarno Hatta mencatatkan kenaikan masing-masing sebesar 143,64 persen dan 108,95 persen pada tahun 2023.
Sedangkan total perjalanan wisatawan domestik pada tahun 2023 mencapai 7,52 juta perjalanan, meningkat 112,26 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 3,54 juta perjalanan.
Malaysia menjadi wisatawan domestik yang paling banyak berkunjung ke Indonesia sepanjang tahun 2023, menyumbang 27,98 persen dari total kunjungan wisatawan domestik.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bisnispekanbaru.com
Artikel Terkait
Prabowo Ungkap Banyak Menteri di Kabinetnya Belum Terima Gaji: Tapi Mereka Tidak Mengeluh, Saya Terharu!
GAWAT! 4 Lembaga Asing Kompak Ramalkan Ekonomi Gelap Untuk Indonesia
Masyarakat Jangan Buru-buru Nilai Defisit APBN, Sri Mulyani: Ojo Kesusu
Ultimatum Luhut: Semua Harus Setuju Pembentukan Family Office!