Kodam Sriwijaya Ungkap Dugaan Setoran ke Polisi di Gerebek Sabung Ayam, Respons Kapolri: Tunggu Tim Bekerja

- Jumat, 21 Maret 2025 | 16:20 WIB
Kodam Sriwijaya Ungkap Dugaan Setoran ke Polisi di Gerebek Sabung Ayam, Respons Kapolri: Tunggu Tim Bekerja




NARASIBARU.COM - Kapendam II/Sriwijaya Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar membeberkan dugaan setoran dana dalam kasus penggerebekan sabung ayam berujung penembakan maut terhadap tiga polisi oleh prajurit TNI di Way Kanan, Lampung.


Hal tersebut, katanya, berdasarkan pemeriksaan sementara terhadap prajurit TNI terduga penembak yang telah diamankan pihaknya.


"Ya kita sudah melakukan pemeriksaan terhadap anggota yang kita tangkap, keterangan anggota sementara itu memang ada setoran atau duit yang dibagi mitranya yang jelas polsek," kata Kapendam II/Sriwijaya Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar, kepada wartawan, Kamis (20/3) seperti dikutip dari detikSumbagsel.


Namun, Eko tidak menyebutkan berapa nominal setoran yang diberikan anggotanya ke polsek tersebut karena masih diselidiki.


"Nilainya masih diselidiki, dan apakah ada pihak lain kita masih selidiki," ungkapnya.


Sebelumnya dugaan persoalan setoran yang mewarnai penggerebekan lokasi judi sabung ayam itu viral dalam bentuk rekaman video di media sosial. 


Dalam video viral itu disebut dugaan polsek sudah diberi jatah setoran judi sabung ayam Rp 1 juta per hari, uang bensin, uang rokok, dll. Lalu diduga ada permintaan setoran tambahan.


Respons Kapolri


Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan penjelasan seputar spekulasi ini, terutama dalam konteks penyelidikan yang sedang dilakukan.


Kapolri mengimbau masyarakat untuk bersabar menunggu hasil penyelidikan dari tim kepolisian.


"Di era media sosial dan kecerdasan buatan seperti sekarang, lebih baik kita menunggu tim yang bertugas dan pasti akan ada penyelesaian," kata Listyo Sigit saat dihubungi pada Kamis (20/3/2025).


Mengapa Dugaan Keterlibatan Polisi Muncul?


Menurut laporan dari Kompas.Id, dugaan keterlibatan polisi dalam judi sabung ayam ini berakar dari isu setoran.


Salah satu akun TikTok, satr1a6_, menyebarkan informasi bahwa Polsek Negara Batin diduga meminta tambahan setoran dari judi sabung ayam.


Kepala Penerangan Kodam II/Sriwijaya, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar, mengatakan bahwa ia mengikuti perkembangan isu tersebut melalui berbagai unggahan di media sosial.


Menurut Eko, informasi dari kedua anggota TNI menunjukkan bahwa almarhum Lusiyanto dan Peltu Lubis memiliki hubungan baik dan sering berinteraksi.


Mereka juga menyadari adanya kegiatan judi sabung ayam di daerah tersebut.


"Kegiatan ini sangat menarik, dan informasi tentang judi sabung ayam pasti sampai ke polsek. Tidak mungkin tidak ada keuntungan yang didapat," ungkap Eko di Markas Kodam II/Sriwijaya, Palembang, Rabu (19/3/2025) malam.


Apa Penyebab Terjadinya Konflik soal Sabung Ayam?


Eko juga menambahkan bahwa komunikasi yang buruk antara pejabat Polsek dan Pos Ramil Negara Batin diduga menjadi penyebab terjadinya gejolak, yang berujung pada insiden penembakan.


"Informasi ini menjadi bagian dari penyelidikan yang sedang dilakukan, dan kami menunggu hasilnya," jelas Eko.


Akan tetapi, mengenai dugaan keterlibatan polisi dalam meminta jatah setoran, Eko tidak memberikan kepastian.


"Tidak ada judi sabung ayam yang tidak ada taruhannya. Judulnya saja judi, jadi otomatis ada keuntungan. Secara logika, kemungkinan ada kesepakatan antara kedua pihak," tuturnya.


Apa yang Dikatakan Intelijen Militer?


Asisten Intelijen Kasdam II/Sriwijaya, Kolonel Inf Yogi Muhamanto, juga menegaskan bahwa hubungan antara Kapolsek Negara Batin, Ajun Komisaris Anumerta Lusiyanto, dan Peltu Lubis terjalin baik.


Keduanya menyadari adanya judi sabung ayam di wilayah mereka.


"Ketika Peltu Lubis meminta izin untuk menyelenggarakan gelanggang sabung ayam, Lusiyanto mengizinkan dengan catatan harus aman, yang dimaksud adalah adanya setoran uang. Jadi, memang ada transaksi keuangan yang terjadi," ungkap Yogi.


Yogi menambahkan bahwa komunikasi yang tidak berjalan baik antara Peltu Lubis dan Lusiyanto menjelang insiden penembakan kemungkinan menjadi pemicu terjadinya peristiwa tragis itu.


Sumber: Kompas

Komentar