Cegah Resistensi Penyakit Terhadap Obat Antibiotik, Begini Saran Bijak Kemenkes!

- Selasa, 19 Desember 2023 | 17:31 WIB
Cegah Resistensi Penyakit Terhadap Obat Antibiotik, Begini Saran Bijak Kemenkes!


NARASIBARU.COM - Salah satu permasalahan kesehatan yang sering terjadi di masyarakat Indonesia adalah penyakit infeksi.

Penyakit infeski, umum diderita oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia, mulai anak-anak hingga orang dewasa.

Tingginya angka mereka yang menderita penyakit infeksi mengakibatkan pula tingginya tingkat penggunaan obat Antibiotik.

Namun, penggunaan Antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi antibiotik, suatu masalah kesehatan global yang memerlukan perhatian serius.

Baca Juga: Doa Bangun Tidur dan Doa Mau Tidur: Arab, Latin dan Terjemahannya

Dilansir NARASIBARU.COM dari laman kemkes.go.id, berikut adalah uraian yang penting Anda ketahui terkait masalah resistensi antibiotik.

Apa Itu Resistensi Antibiotik?

Resistensi antibiotik atau kebal terhadap efek antibiotik terjadi saat bakteri tidak lagi merespon efektif terhadap antibiotik yang seharusnya menghentikan pertumbuhan atau membunuh bakteri. Masalah ini semakin memburuk karena banyak orang yang mendapatkan antibiotik tanpa resep dokter dan kurang pemahaman tentang cara penggunaannya.

Masyarakat perlu memahami bahwa antibiotik hanya efektif melawan bakteri, bukan virus atau jamur. Jadi,hanya gunakan antibiotik saat diperlukan dan dengan resep dokter tentunya. Jangan menyimpan antibiotik yang tidak terpakai di rumah atau memberikannya kepada orang lain.

Baca Juga: Apa Hukum Makan Daging Kelinci Menurut Syariat Islam? Baca Tuntas di Sini!

Faktor-Faktor yang Meningkatkan Risiko Resistensi Antibiotik

Resistensi antibiotik menjadi permasalahan serius dalam dunia kesehatan, dan pemahaman terhadap faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko resistensi menjadi kunci dalam upaya pencegahan.

Salah satu penyebab utama resistensi antibiotik adalah penggunaan antibiotik yang tidak tepat, termasuk minum antibiotik untuk penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti batuk pilek, dan penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan diagnosis penyakit.

Selain itu, penggunaan antibiotik yang tidak teratur, seperti memberi jeda waktu 1-2 hari, juga dapat menjadi faktor risiko resistensi antibiotik.

Ketidakpatuhan dalam menghabiskan seluruh resep antibiotik sesuai dengan waktu yang disarankan oleh dokter juga memberikan peluang bagi bakteri untuk mengembangkan resistensi.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bershalawat.com

Komentar