Apa itu Air Keras dan Bahayanya Bila Terkena Tubuh

- Rabu, 10 Januari 2024 | 22:31 WIB
Apa itu Air Keras dan Bahayanya Bila Terkena Tubuh

NARASIBARU.COM Beberapa hari yang lalu viral seorang pedagang semangka tewas setelah disiram oleh air keras. Padahal, air keras bersifat korosif yaitu sifat suatu zat yang dapat merusak benda lain atau memiliki efek berbahaya. Lalu, apakah sebenarnya air keras itu?

Air keras mengacu pada larutan yang tinggi kandungan asam (asam kuat) yang sangat pekat. Jika air keras menyentuh kulit, akan menyebabkan rasa sakit yang parah dan bahkan luka bakar.

Jenis-jenis Air Keras

Air keras sendiri merujuk pada larutan dengan kandungan yang tinggi akan asam sulfat (H2SO4) atau asam klorida (HCl). Berikut ini jenis-jenis air keras:

1. Asam Klorida (HCl) 

Asam klorida memiliki sifat korosif bila terkena kulit, mata, atau organ dalam. Kerusakan yang terjadi bisa saja tidak dapat diubah atau bahkan fatal dalam kasus yang parah. 

2. Asam Sulfat (H2SO4

Cairan ini tidak berwarna dan tidak berbau. Cairan ini larut dalam air dan bisa menyebabkan kerusakan serius, terlebih jika bahan kimia tersebut bersentuhan dengan kulit, mata, atau tertelan. 

3. Asam Fosfat (H3PO4) 

Asam fosfat umumnya ditemukan pada pembersih logam, desinfektan, dan pembersih. Asam fosfat bereaksi cepat bila bersentuhan dengan kulit.

Baca Juga: Selain Asam Sulfat, Ketahui Jenis Air Keras Ini, Kenali Pertolongan Pertama dan Bahayanya!

4. Asam Nitrat (HNO3) 

Asam nitrat umumnya ditemukan sebagai cairan kuning. Asam ini sangat beracun, sehingga sangat berbahaya bila tertelan atau terhirup. Menurut Medlineplus, apabila seseorang menderita keracunan asam nitrat, gejala yang muncul yaitu nyeri perut, demam, nyeri mulut, dan pembengkakan tenggorokan.

Kegunaan Air Keras

Asam sulfat (H2SO4) kerap kali digunakan untuk keperluan terbatas, misalnya untuk penelitian ilmiah atau industri. Asam sulfat juga dijual bebas di pasaran, walau tidak bisa digunakan sembarangan.

Asam sulfat (H2SO4) sendiri biasa digunakan sebagai cairan baterai dan akumulator (aki). Cairan ini juga dipakai dalam pembuatan pupuk, bahan peledak, deterjen, pewarna, obat-obatan atau farmasi, pestisida, plastik, baja dan alat pengering serta reagen laboratorium.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: suratdokter.com

Komentar