NARASIBARU.COM - Warga diingatkan Kementerian Kesehatan bahaya Leptospirosis, penyakit zoonosa yang disebabkan oleh infeksi bakteri berbentuk spiral dari genus leptospira yang patogen.
Di beberapa negara di dunia, Leptospirosis dikenal dengan istilah “demam urine tikus”, merupakan zoonosis yang diduga paling luas penyebarannya di dunia.
Tersebar di seluruh dunia dengan perkiraan kejadian Leptospirosis tahunan sebesar 1,03 juta kasus dan 58.900 kematian.
Bahkan di negara dengan iklim tropis dan sub-tropis, khususnya di negara-negara kepulauan dengan curah hujan dan potensi banjir yang tinggi insiden Leptospirosis ditemukan cukup tinggi.
Baca Juga: Pembagian Najis Merujuk Kitab Safinatun Najah Karya Syaikh Salim bin Samir Al-Hadrami
Dilansir NARASIBARU.COM dari laman Kemkes.go.id, oleh sebab sulitnya diagnosis klinis dan ketiadaan alat diagnostik banyak kasus leptospirosis yang tidak terlaporkan.
Faktor lemahnya surveilans, keberadaan reservoir dengan tingginya populasi tikus dan kondisi sanitasi lingkungan yang jelek dan kumuh akibat banjir merupakan faktor-faktor penyebab terjadinya kasus leptospirosis.
Binatang Pembawa Bakteri Leptospira
Di Indonesia, tikus adalah sumber utama penular leptospirosis (jenis tikus : suncus murinus, mus muscullus, rattus novergicus, bandadicota indica), dan binatang lainnya anjing, babi, sapi, kambing.
Baca Juga: Apa Hukum Mengadzankan Jenazah di Kubur? Begini Penjelasan dari Ustadz Abdul Somad dan Buya Yahya
Cara Penularan
Leptospirosis ditularkan melalui urin binatang yang mengandung bakteri leptospira, yaitu melalui invasi mukosa atau kulit yang tidak utuh. Infeksi dapat terjadi dengan kontak langsung atau melalui kontak dengan air (sungai, danau, selokan, lumpur atau tanah yang tercemar/terkontaminasi bakteri Leptospira. Penyakit ini berkembang di alam diantara hewan baik liar maupun domestik, dan manusia menjadi host yang merupakan infeksi akhir atau terminal, karena belum terlaporkan infeksi dari manusia ke manusia.
Gejala Leptospirosis dan Masa Inkubasi
Gejala klinis : demam ≥ 38⁰ C, sakit kepala, badan lemah, nyeri betis hingga kesulitan berjalan, conjungtival suffusion (kemerahan pada selaput putih mata), kekuningan (ikterik) pada mata dan kulit, pembesaran hati dan limpa, dan ada tanda-tanda kerusakan pada ginjal. Masa inkubasi antara 2-30 hari, rata-rata berlangsung 7-10 hari.
Baca Juga: Besok Sore Sudah Masuk Bulan Rajab, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini! Allahumma Barik Lanaa...
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bershalawat.com
Artikel Terkait
HINDARI OBESITAS ! Pahami Penyebab dan Ragam Penyakit yang Dapat Mengganggu Aktivitas
Mulai Umur Berapa Pengukuran Tensimeter Perlu Dilakukan untuk Mendeteksi Hipertensi?
Langkah-langkah Membedah Kesehatan Tulang: Panduan untuk Mengenali Tulang yang Sehat
Panduan Lengkap Melahirkan dengan BPJS Kesehatan: Syarat, Prosedur, dan Biaya yang Ditanggung