Terinfeksi HIV Ketika Hamil, Inilah Dampak yang Akan Ditimbulkan. Apakah Bayi Pasti Lahir Dengan HIV?

- Senin, 22 Januari 2024 | 22:01 WIB
Terinfeksi HIV Ketika Hamil, Inilah Dampak yang Akan Ditimbulkan. Apakah Bayi Pasti Lahir Dengan HIV?

NARASIBARU.COM – Terinfeksi HIV ketika hamil merupakan kondisi dimana seseorang tejangkit virus HIV baik dalam tahap pengobatan maupun tidak.

Wanita yang terinfeksi HIV ketika hamil dapat berpotensi menularkan virusnya kepada janin di dalam kandungan.

Wanita yang terinfeksi HIV ketika hamil juga mugkin mendapatkan perawatan yang berbeda karena harus melindungi janin dari efek samping obat-obatan.

Human Imunnodeficiency Virus atau lebih dengan HIV merupakan virus yang menyebabkan penyakit AIDS. Virus HIV akan menyerang sistem kekebalan seseorang.

Ketika kekebalan tubuh terserang dan melemah, maka orang tersebut akan mudah terinfeksi dan berpotensi terkena kanker.

Infeksi HIV dapat disebabkan oleh dua jenis virus, yaitu HIV-1 atau HIV-2. Namun, infeksi HIV-1 lebih umum ditemukan daripada HIV-2.

Selain lebih sering ditemukan, HIV-1 juga memiliki risiko penularan dan penyebaran yang lebih tinggi melalui seks heteroseksual.

Baca Juga: Penyakit HIV Mengalami Peningkatan Sebanyak 69 Persen, Ada Apa?

Ibu yang terinfeksi HIV-1 berpotensi menularkan kepada anak sebesar 20% hingga 25%. Sedangkan jika yang menginfeksi HIV-2 risiko tertularnya adalah 5%.

Penularan HIV dari ibu ke anak tidak selalu ketika hamil saja namun bisa juga terjadi ketika ibu menyusui. Penularan tersebut disebut penularan HIV perinatal.

HIV Ketika Hamil

Banyak wanita yang terdiagnosa terinfeksi HIV ketika hamil. HIV dapat menular kepada janin selama proses persalinan atau menyusui.

Anak-anak yang sudah terinfeksi HIV biasanya ditularkan dari ibunya. Penularan HIV dari ibu ke ana dapat terjadi melalui darah, ASI dan cairan vagina.

Bayi tidak akan tertular HIV hanya melalui kontak fisik biasa seperti berpelukkan atau sekedar menyentuh.

HIV juga tidak akan tertular melalui air liur, keringkat, atau air mata selama tidak bercampur dengan darah orang yang terinfeksi.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: suratdokter.com

Komentar