NARASIBARU.COM - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono kini jadi sorotan setelah proyek normalisasi Kali Ciliwung terhambat pembebasan lahan.
Diketahui, sebelumnya Jokowi memuji Heru Budi karena mengaku telah berhasil menyelesaikan masalah pembebasan lahan.
Baca Juga: NasDem Sebut Jokowi Tak Konsisten di Periode Kedua, Eh Diskakmat: Merekalah yang Tidak Konsisten, Anies Mengubah Jalan Haluan..
Namun, ternyata Heru Budi kini menyebut masih banyak lahan normalisasi Ciliwung yang belum dibebaskan.
Salah satu netizen dengan akun @BosPurwa mengaku tak habis pikir dengan Heru yang menipu Presiden Jokowi.
"Berani bener Heru ngibulin Presiden," ujar dia seperti dikutip dari WE NewsWorthy.
Berani bener Heru ngibulin Presiden pic.twitter.com/j6e8kADl5R
— King Purwa (@BosPurwa) May 9, 2023Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau langsung salah satu titik lokasi proyek normalisasi Kali Ciliwung yang berada di Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Senin (8/5/2023) kemarin. Dalam proyek tersebut, Pemprov DKI masih harus melakukan pembebasan lahan warga yang tinggal di bantaran kali.
Heru menjelaskan, lahan yang dibebaskan di Rawajati sepanjang sekitar satu kilometer. Sementara untuk proses pengerjaan normalisasi Kali Ciliwung di Rawajati, telah dilakukan pembangunan sheet pile atau turap sepanjang 500 meter.
Dalam pembebasan lahan, Heru mengakui adanya kendala lantaran sejumlah warga kehilangan surat tanah. Hal ini menyulitkan karena Pemprov DKI masih menunggu proses administrasi selesai.
"Memang ada beberapa poin yang masih terdapat kendala, yang pertama surat tanah warga hilang. Hal ini sedang diproses oleh Kantor Pertanahan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Asalkan ada surat keterangan hilang dari Kepolisian, mudah-mudahan bisa diproses secepatnya," ujar Heru dalam keterangan tertulis, Selasa (9/5/2023).
Sumber: newsworthy
Artikel Terkait
Dedi Mulyadi Tanggapi Ultimatum Ormas Grib: Saya Tak akan Mendengarkan Ancaman dari Siapapun!
PSN Rempang Eco City yang Dibela Bahlil Resmi Batal, Rieke Diah Pitaloka: Jangan Ada Lagi yang Ngadi-ngadi!
Hercules Suruh Satpol PP Pasang Lagi Spanduk GRIB yang Dicopot, Netizen Geram: Pemerintah Takut Sama Preman!
Kesaksian Alumni UGM: Tahun 1985 Belum Ada Font Times New Roman