Oleh : Lauza Nur Aliyah
Mahasiswa Sarjana Kimia ITB
Beberapa waktu ini, terjadi peningkatan kasus infeksi saluran pernafasan yaitu phenomia pada anak-anak/balita. Berdasarkan data WHO (World Health Organization), pneumonia menjadi penyebab kematian menular terbesar pada anak-anak di seluruh dunia.
Pneumonia menewaskan 740.180 anak di bawah usia 5 tahun pada tahun 2019, menyumbang sebanyak 14 persen dari seluruh kematian anak di bawah 5 tahun.
Dalam kelompok usia 1 hingga 5 tahun, pneumonia menyumbang persentase yang lebih tinggi dari seluruh kematian, yaitu sebanyak 22 persen.
Angka kematian yang tinggi menunjukkan bahwa pneumonia merupakan permasalahan kesehatan global yang memerlukan perhatian serius dalam upaya pencegahan, diagnosis, dan pengobatan.
Data ini menekankan bahwa anak-anak di bawah usia 5 tahun, khususnya di rentang usia 1-5 tahun, merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap dampak pneumonia.
Adapun faktor risiko yang membuat anak lebih rentan mengalami pneumonia yaitu sistem kekebalan tubuh anak yang masih lemah serta masalah kesehatan kronis seperti asma pada anak atau fibrosis kistik.
Apa Itu Pneumonia dan Bakteri Streptococcus Pneumoniae?
Menurut WHO, pneumonia merupakan suatu infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang paru-paru. Paru-paru terdiri dari kantung kecil yang disebut alveoli, yang berperan dalam proses pertukaran oksigen dan karbondioksida. Ketika terjadi infeksi pneumonia, alveoli dapat terisi dengan nanah dan cairan, sehingga dapat menghambat proses pertukaran gas. Hal inilah yang menyebabkan kesulitan dalam penyerapan oksigen dan dapat memicu gejala seperti kesulitan bernafas.
Sebagian besar kasus pneumonia disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur. Pneumokokus (Streptococcus pneumoniae) merupakan salah satu bakteri yang umum menyebabkan pneumonia. Bakteri Streptococcus pneumoniae bersifat alfa-hemolitik, yaitu dapat memecah sel darah merah melalui produksi hidrogen peroksida. Adanya produksi hidrogen peroksida oleh bakteri ini dapat menyebabkan kerusakan DNA serta membunuh sel-sel di dalam paru-paru, yang kemudian dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: lombokpost.jawapos.com
Artikel Terkait
Jembatan Perahu Karawang Beromzet Rp 20 Juta per Hari Mau Ditutup BBWS Citarum
Dedi Mulyadi Tanggapi Ultimatum Ormas Grib: Saya Tak akan Mendengarkan Ancaman dari Siapapun!
PSN Rempang Eco City yang Dibela Bahlil Resmi Batal, Rieke Diah Pitaloka: Jangan Ada Lagi yang Ngadi-ngadi!
Hercules Suruh Satpol PP Pasang Lagi Spanduk GRIB yang Dicopot, Netizen Geram: Pemerintah Takut Sama Preman!