HALLO JAKARTA - Pemilu Serentak yang akan dilaksanakan pada 14 Februari mendatang, membuat calon legislatif berbuat untuk meyakinkan masyarakat agar mendapat amanah sebagai anggota legislatif.
Calon Legislatif dari Partai PDI Perjuangan, Jarot Wijanarko akan bertarung untuk meraih bangku di DPR RI dapil Jabar V (Kabupaten Bogor).
Sebagai anak muda yang berani dan peduli, menjadi calon legislatif, Jarot Wijanarko akan berkomitmen memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.
Saat dimintai keterangan awak media melalui saluran hand phone, Jarot Wijanarko, SH, pada Sabtu pagi (06/01) mengungkapkan rasa terpanggilnya akan kondisi masyarakat Kabupaten Bogor.
"Saya mencalonkan di legislatif pusat (DPR RI - red) berkomitmen untuk menyejahterakan masyarakat dan mengangkat derajat wong cilik di Kabupaten Bogor melalui pendidikan. Saya merasa miris dengan kondisi ekonomi masyarakat Kabupaten Bogor yang saat ini masih banyak ditemui kemiskinan," ungkap Jarot Wijanarko yang alumnus Fakultas Hukum Universitas Padjajaran ini.
"Saya juga peduli UMKM, pemberdayaan ekonomi lokal, dukung pertumbuhan UMKM dengan aksi nyata. Solidaritas Berdedikasi Wujudkan Kabupaten Bogor Penuh Aksi," ajaknya.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Bupati Kepulauan Seribu Imbau Masyarakat Waspada
Advokat muda, yang berusia 34 tahun ini, mengungkapkan alasan kenapa milenial harus melek politik.
"Generasi milenial harus melek politik, ini karena sangat berpengaruh terhadap kebijakan, membentuk masa depan bangsa serta warisan untuk generasi berikutnya. Saya punya prinsip kalau pemimpin harus setia mendengarkan suara hati rakyat," tutup Jarot Wijanarko, SH, caleg DPR RI dari Partai PDI Perjuangan dapil Jawa Barat V (Kabupaten Bogor).***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jakarta.hallo.id
Artikel Terkait
Dedi Mulyadi Tanggapi Ultimatum Ormas Grib: Saya Tak akan Mendengarkan Ancaman dari Siapapun!
PSN Rempang Eco City yang Dibela Bahlil Resmi Batal, Rieke Diah Pitaloka: Jangan Ada Lagi yang Ngadi-ngadi!
Hercules Suruh Satpol PP Pasang Lagi Spanduk GRIB yang Dicopot, Netizen Geram: Pemerintah Takut Sama Preman!
Kesaksian Alumni UGM: Tahun 1985 Belum Ada Font Times New Roman