Jakarta - Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi DKI Jakarta, Drs. Taufan Bakrie, M.Si meminta para peserta Pemilu 2024 dari Partai Politik agar menjaga Alat Peraga Kampanye (APK) agar memperbaiki APK yang terpasang dalam kondisi rusak di jalanan.
"Saya banyak menemukan banyak APK para Caleg dan bendera parpol yang rusak, robek dan jatuh di jalanan. Saya khawatir jika kayunya ini bisa mencederai para pengendara di jalanan," pinta Taufan ketika memberikan arahan kepada para petugas Posko Bersama Pemilu 2024 di ruang Tempo Doeloe di Balaikota, Jakarta, Minggu Sore (7/1/2024).
Menurut Taufan, pihaknya banyak menemukan laporan pengaduan dari masyarakat di mana banyak bendera Partai Politik dan APK para Caleg yang doyong dan rusak.
"Saya minta agar para petugas partai ikut memperbaiki bendera dan APK para Caleg.
Publik harus selamat dan juga bannernya harus selamat dan jangan mencelakakan pengendara motor," ujar Taufan.
Kepada para petugas Posko Bersama Pemilu 2024 dari unsur Parpol, Taufan meminta agar segera meneruskan pengaduan ini kepada para petugas partai.
"Teman-teman partai yang hari ini hadir jika ada penertiban bendera-bendera di di ruas jalan kami minta partai sendiri yang harus menertibkannya.
Taufan juga mengingatkan bahwa bahwa gedung Pemda di manapun itu tidak diperkenankan ditempelkan APK.
"Pemilu merupakan pesta demokrasi bersama karena itu ketertibannya harus kita jaga bersama," ujar Taufan.
Posko Bersama Pemilu 2024 ini menjadi ladang untuk mencari informasi. Kita cari lokasi-lokasi mana saja yang boleh dipasang atribut dan mana yang tidak.
"Jangan ragu-ragu untuk menelepon saya jika memang ada yang perlu dikoordinasikan," pungkasnya.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jakarta.hallo.id
Artikel Terkait
Dedi Mulyadi Tanggapi Ultimatum Ormas Grib: Saya Tak akan Mendengarkan Ancaman dari Siapapun!
PSN Rempang Eco City yang Dibela Bahlil Resmi Batal, Rieke Diah Pitaloka: Jangan Ada Lagi yang Ngadi-ngadi!
Hercules Suruh Satpol PP Pasang Lagi Spanduk GRIB yang Dicopot, Netizen Geram: Pemerintah Takut Sama Preman!
Kesaksian Alumni UGM: Tahun 1985 Belum Ada Font Times New Roman