KLHK Tanam Seribu Pohon di Kalbar

- Senin, 15 Januari 2024 | 15:30 WIB
KLHK Tanam Seribu Pohon di Kalbar

PONTIANAK - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali melaksanakan penanaman pohon serentak di seluruh Indonesia, di mana di Kalbar dilaksanakan di kawasan hutan lindung (HL) Desa Kuala Dua, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Minggu (14/1) pagi.

Setidaknya seribu bibit pohon yang ditanam, dengan melibatkan sedikitnya 400 orang, terdiri dari UPT Kementerian, OPD, Kelompok Tani Hutan, masyarakat, dan kalangan santri. 

Kegiatan ini sendiri digelar sebagai langkah nyata untuk mengatasi perubahan iklim, pemulihan kualitas lingkungan hidup, dan mendukung percepatan rehabilitasi hutan dan lahan.

Hadir dalam kegiatan penanaman pohon serentak tersebut Penjabat (Pj) Sekda Kalbar Mohammad Bari dan Analis Kebijakan Ahli Utama KLHK Ruandha Agung Sugardiman.

Dalam kesempatan itu, Pj. Sekda Mohammad Bari mengungkapkan, penanaman pohon ini merupakan salah satu upaya nyata dalam rangka mendukung pencapaian target FOLU Net Sink 2030 dan memerangi ancaman perubahan iklim.

Berdasarkan Dokumen Rencana Umum Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RU-RHL) Tahun 2023 – 2032, ditetapkan rencana lokasi kegiatan RHL di Provinsi Kalimantan Barat untuk 10 tahun ke depan seluas 392.247 Hektare (Ha) yang terdiri dari ekosistem daratan seluas 335.114 Ha, ekosistem mangrove seluas 3.207 Ha, ekosistem sempadan sungai seluas 811 Ha, dan ekosistem gambut seluas 53.113 Ha.

Bari mengatakan, dalam rangka memerangi perubahan iklim, Pemerintah Provinsi Kalbar telah berkomitmen untuk mempertahankan tutupan hutan seluas 7,6 juta Ha.

Baca Juga: IKA SPP-SPMA Kalbar Gelar Mubes dan Reuni Akbar

Luasan tersebut terdiri dari 6,1 juta Ha berada di dalam kawasan hutan dan 1,5 juta Ha pada areal penggunaan Lain yang tertuang dalam Dokumen Rencana Aksi FOLU Net Sink 2030 Provinsi Kalimantan Barat.

“Mengapa menanam pohon menjadi penting? penanaman ini merupakan langkah antisipasi dini dalam rangka mengurangi dampak bencana banjir, khususnya di Kalimantan Barat di masa yang akan datang, dengan peningkatan tutupan lahan yang diharapkan ke depannya dapat berfungsi sebagai penahan  run off air hujan dan peningkatan resapan air,” ungkap Bari.

Dirinya menambahkan, menurut data dari BMKG Nasional menyatakan bahwa fenomena La Nina yang menyebabkan meningkatnya  curah hujan masih berlangsung hingga akhir triwulan pertama 2024.

“Hal ini tentunya perlu kita antisipasi dari awal, mengingat potensi La Nina masih akan berlangsung selama 2 bulan ke depan,” timpalnya.

Terjadinya bencana banjir tersebut, menurutnya, disebabkan salah satunya adalah karena semakin berkurangnya tutupan hutan di daerah hulu akibat deforestasi dan degradasi hutan.

Untuk itu, kegiatan penanaman pohon yang mereka laksanakan tersebut menjadi penting, karena pohon memiliki dampak yang multidimensi bagi kehidupan manusia.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: pontianakpost.jawapos.com

Komentar