Penculikan Mengerikan: Enam Biarawati Diculik oleh Geng Bersenjata di Haiti

- Sabtu, 20 Januari 2024 | 12:31 WIB
Penculikan Mengerikan: Enam Biarawati Diculik oleh Geng Bersenjata di Haiti

NARASIBARU.COM, HAITI - Pada Jumat, 19 Januari 2024, enam Biarawati Katolik Roma menjadi korban serangan geng bersenjata di Port-au-Prince. Mereka diculik bersama dengan seorang wanita dan supir bus dalam insiden yang terjadi sekitar pukul 07.00 pagi waktu setempat.

Daerah penculikan ini dikuasai oleh geng Grande Ravine de Village de Dieu, meskipun belum diketahui secara pasti identitas gerombolan yang terlibat. 

Presiden Konferensi Religius Haiti, Morachel Bonhomme, mengajak masyarakat dan pemerintah untuk berdoa agar korban selamat.

Baca Juga: Gubernur DKI tetap Dipilih Langsung oleh Rakyat, Keputusan Terkini Presiden Jokowi

Biarawati gereja Santa Anne diharapkan dapat menemukan jalan keluar dari situasi yang mengerikan ini. 

Bonhomme menyatakan kekhawatirannya terhadap meningkatnya tingkat penculikan, menyebabkan ketakutan di kalangan mereka yang berbakti di Haiti.

"Situasi ini membuat orang-orang yang mendedikasikan diri di Haiti merasa sedih dan takut. Semoga solidaritas umat bakti Haiti dan dunia membantu mereka mengatasi cobaan berat ini," ujar Bonhomme.

Baca Juga: Sejarah Perlawanan Laskar Tionghoa dan Jawa Melawan VOC 1740-1743: Monumen Perjuangan yang Mengabadikan Pengorbanan Pahlawan

Penculikan ini terjadi di tengah serangan geng bersenjata yang mengancam keamanan kota, meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya kekerasan. 

Kejadian ini juga terjadi setelah serangan pada hari Kamis di lingkungan Solino yang sebelumnya dianggap aman.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa gerombolan geng bersenjata menguasai sekitar 80 persen wilayah Port-au-Prince. 

Baca Juga: Pelita Air dan Pertamina Foundation Jalin Kolaborasi Strategis untuk Pariwisata Berkelanjutan di Indonesia

Dugaan pembunuhan terhadap sekitar 4.000 orang dan penculikan 3.000 orang lainnya pada tahun sebelumnya menunjukkan kesulitan yang dihadapi oleh pihak kepolisian.

Lita Saintil (52), seorang pedagang kaki lima, menyaksikan kekacauan tersebut dan melarikan diri dari Solino bersama keponakannya setelah terjebak dalam rumah oleh tembakan berjam-jam. 

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: porosjakarta.com

Komentar