NARASIBARU.COM - Hartono (62) pria paruh baya mengalami luka lebam dan leher penuh cakaran usai dianiaya menantunya SAG (Inisial). Kejadian tersebut bermula setelah Hartono menegur SAG agar penggajian asisten rumah tangga (ART) dan Baby Sister dilakukan langsung kepada yang bersangkutan bukan kepada orang lain.
Kuasa Hukum Korban, Jhon Feryanto Sipayung menerangkan, gaji ART dan baby sister ditransfer ke orang lain, kliennya tidak terima dan langsung mentransfer kepada orangnya. Namun SAG marah akan hal tersebut, sehingga SAG mendatangi kantor Hartono dan langsung memaki. Karena takut membuat malu, ia lantas meminta SAG untuk pulang dahulu ke rumah sembari mengantarkan ke luar kantor.
“Saat diantar itulah, ibu SAG langsung menyerang klien kami membabi buta. Klien kami tak melawan dan memilih menutup pintu kantor,” terangnya. Baca Juga: Diduga aniaya seorang Wartawan, Seorang wanita Calon Legislatif (Caleg) DPRD Kota Tebing Tinggi dari Partai Gelora Indonesia, dilaporkan ke Polisi
Usai mengalami kejadian tersebut korban lalu melaporkan menantunya ke Polsek Cengkareng dengan nomor laporan LP/B/1423/XI/2023/SPKT/Polsek Cengkareng/Polres Metro Jakarta Barat/Polda Metro Jaya. Namun karena penanganannya terkesan lambat, kasusnya pun dilimpahkan Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat.
“Ini sudah masuk ke tingkat sidik. Artinya penyidik berkeyakinan bahwa laporan kita telah ada unsur pidananya dan tinggal menentukan dan menetapkan siapa Tersangkanya,” kata Jhon, Minggu (21/1).
Jhon selaku kuasa hukum korban meminta kepada Kapolres Jakarta Barat untuk menindaklanjuti laporannya sebagaimana visi dan misi Kapolri yakni penegakan hukum yang berkeadilan presisi. Baca Juga: Tiga Pelaku Penganiayaan Berhasil Dibekuk Sat Reskrim Polres Garut
Sedangkan Hartono menuturkan akibat kejadian itu, dirinya mengalami luka lebam di bagian dada dan punggung serta luka cakar di sekitaran muka dan leher.
“Yah kami berharap kasus ini menjadi terang. Saya yakin polisi dapat bersikap objektif,” tuturnya.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: hallo.id
Artikel Terkait
Dedi Mulyadi Tanggapi Ultimatum Ormas Grib: Saya Tak akan Mendengarkan Ancaman dari Siapapun!
PSN Rempang Eco City yang Dibela Bahlil Resmi Batal, Rieke Diah Pitaloka: Jangan Ada Lagi yang Ngadi-ngadi!
Hercules Suruh Satpol PP Pasang Lagi Spanduk GRIB yang Dicopot, Netizen Geram: Pemerintah Takut Sama Preman!
Kesaksian Alumni UGM: Tahun 1985 Belum Ada Font Times New Roman